Raksasa teknologi AS Microsoft mengungkapkan bahwa peretas yang terkait dengan pemerintah Rusia telah melakukan ratusan serangan siber terhadap Ukraina sejak invasi 24 Februari.
- WHO Kekurangan Rp 164 Triliun untuk Tangani Covid-19
- Beredar Kabar Ibu Negara Prancis Terlahir sebagai Seorang Pria den
- Laporan Oxfam: Covid-19 Membunuh yang Miskin dan Memperkaya yang Kaya
Baca Juga
"Peretas Rusia yang didukung negara telah menghancurkan data di beberapa organisasi di Ukraina, sehingga menciptakan kekacauan," kata Microsoft, seperti dikutio dari AFP.
Mulanya, kata Microsoft, kelompok-kelompok peretas yang bersekutu dengan Rusia berencana meluncurkan kekacauan pada awal Maret 2021.
"Mereka membobol jaringan yang nantinya dapat mereka gunakan untuk mengumpulkan informasi medan perang atau untuk memfasilitasi serangan destruktif di masa depan," kata Microsoft lagi.
Serangan siber Rusia berusaha mengganggu akses warga ke informasi yang dapat diandalkan, untuk menggoyahkan kepercayaan warga pada kepemimpinan Ukraina," kata perusahaan itu demikian dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
- Polisi Ungkap Motif Pelaku Penembakan Shinzo Abe
- Thailand Gelontorkan Rp 10 Triliun untuk Subsidi Untuk Biaya Pendidikan
- WHO Kekurangan Rp 164 Triliun untuk Tangani Covid-19