Rumini, Wanita Tangguh di Dunia Seni Ukir

dok. Rumini
dok. Rumini

Di era modern ini, sosok wanita tangguh dan inspiratif sangat dibutuhkan untuk membuktikan bahwa perempuan memiliki peranan penting dalam mempertahankan dan melestarikan budaya.

Salah satu contoh nyata dari wanita yang berkomitmen dan berdedikasi dalam pelestarian seni budaya adalah Rumini, seorang pengrajin ukir asal Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

Sebagai seorang perempuan yang telah mengukir berbagai karya seni ukir, Rumini tidak hanya melestarikan kerajinan Jepara yang telah mendunia, tetapi juga menginspirasi banyak orang di sekitarnya.

Seni ukir Jepara dikenal sebagai salah satu warisan budaya yang kaya dan memiliki nilai estetika tinggi. Rumini merupakan salah satu figur yang bertanggung jawab dalam mempertahankan tradisi ini.

Dengan keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi, beliau melakukan berbagai usaha untuk memastikan bahwa seni ukir tetap hidup di tengah arus moderenisasi.

Karya-karyanya tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga memancarkan keindahan yang menjelaskan kisah dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Dengan penuh konsisten, Rumini terus mengajarkan seni ukir kepada generasi muda, memastikan bahwa keahlian ini tidak punah oleh waktu.

Rumini bukan hanya seorang pengrajin yang handal, tetapi juga sosok yang menginspirasi banyak perempuan di sekitarnya.

Dari gigihnya juara dua kali dalam lomba ukir dalam rangka deklarasi Hari Ukir kategori perempuan tahun 2022, terlihat bahwa Rumini mampu mengukir prestasi yang membanggakan.

Prestasi ini menjadi bukti bahwa perempuan dapat bersaing di dunia seni dan menunjukkan bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari pelestarian budaya.

Dengan segala dedikasinya, beliau memberikan contoh yang sangat penting bagi wanita-wanita muda di desanya untuk mengejar minat dan bakat mereka di bidang seni dan kerajinan.

Komitmen Rumini terhadap seni ukir menjadi bukti nyata konsistensinya dalam melestarikan budaya Jepara.

Di tengah tantangan yang dihadapi oleh para pengrajin, seperti perubahan selera pasar dan keterbatasan promosi, Rumini tetap teguh dalam prinsipnya untuk tetap menggunakan teknik tradisional dalam setiap karya yang dihasilkan.

Selain itu, Rumini juga terus berupaya melakukan inovasi dengan menciptakan desain yang menarik namun tetap berakar pada tradisi. Sikapnya yang pantang menyerah dan penuh semangat ini menjadi inspirasi bagi tidak hanya para pengrajin lainnya, tetapi juga masyarakat luas.

Rumini adalah gambaran nyata dari sosok Kartini di masa sekarang. Keberaniannya untuk mempertahankan seni ukir dan kebudayaan Jepara, serta kemampuannya untuk menginspirasi banyak orang, menjadikannya perempuan yang pantas dicontoh.

Melalui dedikasinya dan komitmennya terhadap seni, ia bukan hanya mengukir kayu tetapi juga mengukir masa depan yang lebih cerah bagi perempuan dan budaya Jepara.

Seperti layaknya Kartini, Rumini menunjukkan kepada dunia bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk membentuk dan mempertahankan identitas budaya mereka.

Namun Rumini sendiri mulai belajar  mengukir sejak tahun 1991 - 1993, dan mulai bekerja ngukir di tahun 1994 samspsi dekaramg. 

Ia berharap keoada pemerintah sekarang agar anak anak di buatkan sekolah ukir.

"Pak Bupati untuk melestarikan ukir tolong adakan sekolah ukir atau pelajaran ukir di setiap sekolah agar generasi sekarang mengenal budaya asli Jepara," pinta Rumini.