RPH Sudah Terima 150 Permintaan Penyembelihan Hewan Qurban Idul Adha

Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Semarang sudah mulai menerima hewan Qurban yang akan disembelih saat Hari Raya Idul Adha. Hingga saat ini sudah ada 150 hewan Qurban yang sudah terdaftar akan disembelih di RPH.


Kepala Unit RPH Kota Semarang, Ika Nurawati mengatakan jumlah yang sudah masuk hingga saat ini masih akan bisa terus bertambah mengingat perayaan Idul Adha masih cukup lama. Pada tahun ini penyembelihan hewan Qurban di RPH juga tidak akan dibatasi namun akan menyesuaikan kapasitas RPH yang bisa menyembelih 70 ekor setiap harinya.

"Saat ini yang sudah daftar sekitar 150an. Masih banyak slot. Kami rencanakan penyembelihan selama empat hari. Kami mampu memotong diatas 50 ekor per hari. Jadi, kemampuan selama empat hari sekitar 250 - 300 ekor," kata Ika, Rabu (22/6).

Ika menyampaikan jika pihaknya memang telah menyiapkan tim dan juga sarana prasarana untuk mengantisipasi adanya lonjakan permintaan penyembelihan. RPH menyiapkan tujuh tim pemotongan, tiga hingga lima juru sembelih halal, 50-75 orang untuk tim rajang dan packing.

Selain itu, dokter hewan juga disiagakan untuk mengawasi kesehatan hewan secara intensif sebelum dilakukan pemotongan. RPH juga menyiapkan keurmaster untuk memeriksa kesehatan hewan setelah dipotong. 

Meski saat ini masih ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), nantinya penyembelihan akan tetap dilakukan dengan mengacu pada surat edaran dari pemerintah dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Penyembelihan hewan qurban di RPH mengikuti aturan dari MUI. Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 32 Tahun 2022 tentang hukum dan panduan pelaksanaan kurban saat wabah PMK, hewan dengan gejala ringan masih sah dijadikan hewan Qurban. Gejala ringan tersebut diantaranya seperti lepuh ringan pada celah kuku, lesu, hibersalivasi, dan lepuh ringan pada mulut. 

Sedangkan hewan dengan gejala berat, tidak sah dijadikan hewan qurban, antara lain yang mengalami gejala lepuh pada kuku hingga lepas pincang serta hewan terlalu kurus. 

"Biasanya hewan tiba di RPH mepet hari H. Kalau mengalami gejala ringan tentu akan segera dipotong, terpisah dengan yang lain," jelasnya.

Ika menyampaikan agar masyarakat tidak perlu risau meksi ada wabah PMK pada hewan ternak, daging sapi yang terpapar PMK tetap aman dikonsumsi asal dimasak dengan cara yang benar. PMK sendiri tidak menular ke manusia. Namun, manusia bisa menjadi pembawa virus ke hewan lain yang rentan. 

"Itu harus diperhatikan supaya kita tidak menyebarkan virus ke hewan yang tentan," bebernya.  

Maka dari itu, pemotongan hewan qurban di RPH dilakukan dengan sangat ketat. Penyembelihan hanya disaksikan oleh panitia serta pihak yang berkurban. Ia juga menyampaikan jika para takmir masjid sudah memahami hal ini. Pasalnya selama pandemi Covid-19, pihaknya juga membatasi orang yang menyaksikan penyembelihan demi keamanan.