Ribuan Warga Khusyuk Ikuti Haul Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya Di Semarang

Haul Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, Di Kompleks Makam Habib Toha Dan Jalan Depok, Semarang, Minggu (12/5) Pagi. Soetjipto/RMOLJawaTengah
Haul Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, Di Kompleks Makam Habib Toha Dan Jalan Depok, Semarang, Minggu (12/5) Pagi. Soetjipto/RMOLJawaTengah

Ribuan warga dari dalam dan luar kota menghadiri haul Habib Toha bin Muhammad bin Yahya, atau juga dikenal sebagai Mbah Depok, Minggu (12/05) pagi, di Jalan Depok Semarang.


Acara dimulai sejak jam 05.00 WIB selepas waktu subuh di area makam Habib Toha. Jalan Depok ditutup total dari lalu-lintas umum, dikhususkan untuk jemaah, dengan titik sentral satu panggung besar menghadap ke arah halaman makam Mbah Depok.

Haul dihadiri Habib Ali Zaenal Abidin bin Zegaf Assegaf (Habib Bidin) dan musik Hadroh Azzahir, serta segenap anak dan menantu serta para cucu Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan yang merupakan keturunan Habib Toha bin Muhammad bin Yahya.

Hadir pula Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Izwar Aminuddin, serta jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, jajaran TNI dan Polri.

Sekda Kota Semarang Izwar Aminuddin yang hadir pada haul tersebut, mengajak kepada kaum muslim dan muslimat yang hadir untuk meneladani semangat Habib Toha alias Mbah Depok.

Haul merupakan bentuk penghormatan atas jasa Habib Toha bin Muhammad bin Yahya dimana ketokohannya telah mencatatkan sejarah ulama besar di Kota Semarang yang menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

"Beliau adalah pejuang yang rela berkorban melawan penjajah Belanda pada masanya. Karena ada perjuangan pengorbanan dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," kata Izwar. 

Sementara itu pada manakib (pembacaan riwayat) Habib Toha yang dibacakan oleh KH Hasbullah Ahmad, disebutkan bahwa Habib Toha bin Muhammad bin Yahya tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang agung. Bahkan dia menjadi guru bagi banyak murid yang kemudian menjadi ulama besar di negeri ini, bahkan di berbagai penjuru negeri lain.

"Ilmu beliau bagaikan lautan yang tidak pernah bertepi. Serta ketinggian maqom keauliaan beliau merupakan satu-satunya di zaman itu. Dalam ketinggian maqom dan karomahnya, beliau tidak hanya membidangi satu ilmu, tetapi juga yang menguasai berbagai ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum. Beliau juga menjadi imam bagi para auliya dan ulama sehingga mendapat gelar qutmil Ulum atau qutubnya berbagai ilmu yang tidak diragukan lagi pada masa itu,"  kata Hasbullah.

Jemaah pria dan wanita, bahkan kawula muda yang tergabung dalam Zahir Mania tak beranjak dari lokasi haul, sampai acara tersebut selesai pukul 09.30 WIB yang diakhiri dengan makan bersama seluruh jemaah yang hadir.

Habib Toha bin Muhammad bin Yahya merupakan ulama besar yang lahir di Yaman tahun 1702 M. 

Dalam penyebaran ajaran Islam sampai ke tanah Jawa, dan menetap di Semarang. Dia mendirikan padepokan di lokasi yang dikenal sebagai Jalan Depok Semarang.

Ribuan Warga Mengikuti Haul Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya Atau Mbah Depok, Di Kompleks Makam Habib Toha Di Jalan Depok, Semarang, Minggu (12/05) Pagi.  Soetjipto/RMOLJawaTengah

Atas jasanya membantu Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam melawan penjajah Belanda, Habib Toha lantas diberi gelar kebangsawanan keraton Mataram, sebagai Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Prawiro Kusumo.

Tak hanya itu, Sri Sultan Hamengku Buwono I juga menikahkan putrinya, Raden Ayu Dewi Notokusumo dengan Habib Toha bin Muhammad bin Yahya.

Pernikahan Habib Toha dengan Raden Ayu Dewi Notokusumo itu dikaruniai lima putra-putri, di antaranya Syarif Hamid atau Abdul Hamid, atau lebih dikenal dengan Pangeran Diponegoro.

Habib Toha bin Muhammad bin Yahya wafat pada tahun 1799 dan dimakamkan di padepokannya, yang kini dikenal sebagai Jalan Depok, Semarang.