Revitalisasi Nilai-nilai Wisata Religi Demak

Oleh : Benk Mintosih
Kirab Budaya Demak. Istimewa
Kirab Budaya Demak. Istimewa

Tulisan ini disampaikan pada Dialog Revitalisasi Wisata Religi Kabupaten Demak (Renaisance Demak Menapaki Kembali Kejayaan, 28 September 2024)

Seperti kita ketahui salah satu potensi mendatangkan wisatawan di Jawa Tengah adalah wisata religi. Dimana minat terhadap jenis wisata ini, cukup besar karena tidak mengenal kalangan.

Salah satu potensi wisata religi yang menyedot banyak wisatawan adalah Makam Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak. Namun sebelum menggali lebih jauh soal wisata religi, sebelumnya, saya ingin mengulas soal apa sih sebetulnya wisata religi itu?, dan kenapa mesti Demak?.

Definisi Wisata Religi adalah wisata yang berfokus pada kegiatan keagamaan dan spiritual, dimana aktifitasnya atau tujuannya adalah menghubungkan pengunjung dengan nilai-nilai spiritual dan sejarah.  

Kenapa Demak berpotensi jadi wisata religi?. Demak menjadi salah satu  destinasi wisata religi terutama di Jawa Tengah karena Demak merupakan pusat penyebaran Islam pertama di Jawa.

Jika kita baca sejarah perkembangan Islam, maka peran Demak di dalam penyebaran agama Islam di indonesia sangat signifikan. Disini saya tidak akan mengupas tentang sejarah Islamnya, tetapi lebih kepada bagaimana wisata religi khususnya di Demak ini bisa di jadikan panglima devisa Demak.

Mari kita cermati terlebih dahulu apa yang menjadi Ciri Khas Wisata Religi di Demak. Ada Masjid Agung Demak. Masjid tertua dan paling bersejarah di Indonesia. Istimewanya lagi, di lokasi ini juga ada destinasi wisata religi yang cukup fenomenal, yakni Makam Sunan Kalijaga dan makam raja-raja (Kompleks makam para penyebar agama Islam yang terkenal di Demak).

Kalau kita bicara wisata religi, aspek yang ditekankan adalah aspek spiritual dimana pengunjung akan terkoneksi dengan aspek spiritual dan sejarah serta tradisi keagamaan.

Sedangkan aspek edukasinya, adalah pembelajaran mengenai sejarah, budaya ajaran Islam dan keagamaan. Sedangkan aspek sosialnya tentu saja untuk meningkatkan kesadaran dan toleransi antar agama melalui kunjungan ke situs-situs religi.

Tantangan dalam  mewujudkan Wisata Religi Demak agar menjadi  the most wanted  destinastion adalah Implementasikan mengimplementasikan 3A plus P, apa itu ?.

Pertama, Aksesibilitas. Mudahkan akses melalui darat kendaraan pribadi, umum, kereta dan apakah akses jalannya sudah memadai?. Apakah sudah ada penerbangan dengan rute ke Demak?.

Kedua, Amenitas perbaikan dan peningkatan fasilitas lokasi usaha pariwisata. Diantaranya, kebersihan toilet, parkir area, perbaikan venue. Juga pada Sumber Daya Manusianya seperti kemampuan pemandu wisata yang berlisensi.

Ketiga, Atraksi. Apakah sudah dibuat paket wisata lain selain ke Masjid Agung dan Makam Sunan Kali Jaga?. Kemana lagi pengunjung akan diarahkan?. Beraktifitas apa?. Adakah atraksi lain yang bisa menambah ketertarikan pengunjung??.

Sedangkan langkah lain yang cukup vital adalah Promosi. Promosi yang  dimaksud disini yaitu perlu dilakukan secara masive upaya-upaya untuk memperkenalkan destinasi wisata religi Demak. Dilakukan baik  secara on line maupun off line.

Secara on line misalnya, heyer influencer untuk memprmosikan makam Sunan Kalijaga dan Masjid Agung, membuat akun sosial media dengan admin yang  paham dunia sosmed dan membuat konten konten edukative dan kekinian.

Contohnya adalah lomba nasional nge-flog di sekitar venue yang melibatkan generasi Z untuk ikut berpartisipasi. Atau bisa juga, mewajibkan semua murid sekolah Demak berkunjung ke Masjid Agung dan Makam Sunan Kalijaga dengan kewajiban meng-upload di sosial medianya masing-masing.

Lalu bagaimana dengan kegiatan off line?. Bisa dengan mengundang stakeholder  PHRI, Even Organizier, ASITA, dan untuk sekedar Coffee Morning bisa dengan mengundang nara sumber yang mumpuni. Mengikuti table manner yang diadakan ASITA.

Apabila semua hal diatas dilakukan bukan mustahil wisata religi Demak bisa menjadi panglima devisa andalan. Yang terpenting adalah siapa melakukan apa,  datelinenya kapan dan siapa yang akan mengevaluasi atau memonitor.

Salah satu yang mungkin bisa dilakukan adalah bagaimana membuat semua OPD atau semua Dinas di Kabupaten Demak (apakah itu Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayan Dinas Kesehatan, Dinas Permukiman dll) untuk sama sama peduli, melakukan upaya untuk mewujudkan Demak jadi destinasi wisata religi andalan.  

Dapat pula melakukan study tiru di kota lain misalnya Kudus yang cukup berhasil membuat destinasi buatan selain wisata religi yang sudah ada. Jika belum bisa ATM (Amati Tiru Modifikasi-red) atau  ATP  (Amati Tiru Praktekkan-red).

Jika hal hal diatas di lakukan insya Allah Demak bisa menjadi the most wanted Wisata Religi. Begitu kira-kira karena saya juga bukan penulis terpaksa saya sudahi dulu sampai disini. Semoga jadi pemantik tokoh pariwisata lain yang  mau berbagi wes ngunu wae. Nuwun, salam pariwisata.