Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Batang mengalami penurunan signifikan, terutama dari sektor lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Target retribusi sektor ini tahun ini mencapai Rp 3,8 miliar, namun hingga triwulan kedua, belum mencapai target yang diharapkan.
- Jelang Berakhirnya Masa Jabatan, Bupati Kudus Lantik Puluhan Pejabat
- Perbaikan Infrastruktur Jadi Prioritas APBD Perubahan 2023
- Minimalisir Sengketa Tanah, Kades Diberi Wawasan Pencegahan Kasus Pertanahan
Baca Juga
"Capaian retribusi di triwulan kedua tahun ini baru mencapai Rp 1,1 miliar dari proyeksi yang seharusnya mencapai Rp 1,8 miliar," ungkap Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang, Windu Suradji, melalui Kabid Usaha dan Pengelolaan TPI, Hermanto saat dihubungi, Sabtu (6/7).
Angka ini menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
Hermanto menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh harga ikan yang mengalami penurunan signifikan.
"Penurunan harga ikan itu bisa mencapai 30 hingga 50 persen," tambahnya.
Kebanyakan kapal nelayan Batang yang menggunakan alat tangkap cantrang menangkap ikan untuk bahan baku filet seperti ikan kuniran. Harga ikan yang biasanya mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram kini turun drastis menjadi Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram.
"Ikan hasil tangkapan nelayan cantrang ini untuk bahan baku filet yang diekspor. Namun, karena ekspor ditutup dan stok pabrik penuh, penyerapan di TPI menurun," jelas Hermanto.
Penutupan ekspor menyebabkan stok ikan di TPI menumpuk dan harga jualnya pun jatuh. Hal ini berdampak langsung pada retribusi yang ditarik berdasarkan persentase dari harga ikan.
Penurunan harga ikan dan retribusi yang ditarik berdasarkan persentase dari harga ikan berdampak langsung pada pendapatan TPI.
"Jadi faktornya karena harga ikan turun drastis sehingga capaian retribusi menjadi turun," tegas Hermanto.
Fenomena turunnya harga ikan yang sangat drastis ini baru terjadi dua tahun terakhir, dan belum ada tanda-tanda pemulihan.
Kapal-kapal nelayan terkadang menjual ikan di TPI Juwana Pati dengan perbedaan harga yang tidak signifikan. Mereka memilih menjual di tempat yang memberikan harga lebih tinggi meski selisih operasional tidak sebanding.
"Akhir-akhir ini karena harga ikan turun, kapal-kapal besar tidak melaut. Mereka banyak yang mengistirahatkan kapalnya karena hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya operasional," pungkas Hermanto.
Kabupaten Batang memiliki enam TPI, yaitu TPI Klidang Lor 1, TPI Klidang Lor 2 di Kecamatan Batang, TPI Roban Barat, TPI Roban Timur di Kecamatan Subah, TPI Cekong di Kecamatan Banyuputih, dan TPI Siklayu di Kecamatan Gringsing. TPI Klidang Lor merupakan yang terbesar di antara keenam TPI tersebut.
- Pastikan Layanan di Balik Jeruji, BPJS Kesehatan Pekalongan Sosialisasi di Lapas Batang
- Isu Bupati Impor di Pilkada Batang 2024, Pengamat Politik: Cukup Ampuh Digunakan
- Bencana Kekeringan Melanda Ribuan Jiwa di Kabupaten Batang: BPBD Turun Tangan