Relawan Dinsos Temukan Bayi Gizi Buruk di Kota Semarang

Relawan Dinas Sosial yang tergabung dalam Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang menemukan seorang bayi berusia 10 bulan yang mengalami gizi buruk.


Relawan Dinas Sosial yang tergabung dalam Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang menemukan seorang bayi berusia 10 bulan yang mengalami gizi buruk.

Atas laporan warga, bayi yang berada di Jl. Perbalan Purwosari IV RT 03 RW 02, Keluarahan Purwosari, Kecamatan Semarang Utara dilaporkan kepada TPD karena kondisinya yang cukup memprihatinkan.

Flora Indriyani, relawan TPD yang bertugas di wilayah Semarang Utara langsung menangani kasus tersebut. Ia mengaku prihatin terhadap kondisi bayi berjenis kelamin laki-laki itu.

"Kondisi fisiknya lemah, berat badan 5,9 kilogram, kurus, kalau makan atau minum sering keluar dari hidung, dan kalau menangis tidak keluar suaranya," kata Flora, Senin (14/6).

Saat Flora dan timnya hendak membawa bayi laki-laki tersebut ke Rumah Sakit beberapa kendala dihadapi mulai dari orang tua bayi yang menolak karena menganggap kondisi bayinya dalam kondisi baik-baik saja. Selain itu karena keluarga sang bayi merupakan keluarga dengan ekonomi rendah dan tidak memiliki kartu keluarga.

Tak hanya itu, ayah dari sang bayi juga hanua bekerja sebagai supir dan juga status pernikahan kedua orang tua sang bayi adalah nikah siri yang menyebabkan pihaknya susah mendapatkan fasilitas kesehatan.

"Anaknya sakit sejak usia dua bulan, karena tidak mempunyai identitas dan masalah ekonomi maka ibunya mengobati sendiri dari ilmu yang dia dapat dari sekolah farmasi," ungkapnya.

Saat ditanya apa penyakit si bayi, Flora mengaku belum mengetahuinya. Namun dengan kondisinya saat ini, Flora bersikeras membawa si bayi ke rumah sakit.

"Saya belum tahu persis sakitnya, karena belum pernah di bawa ke layanan medis, yang jelas ada cairan di parunya karena ibunya beli alat uap sendiri," ungkap Flora.

Untuk diketahui, nasib bayi 10 bulan tersebut terbongkar akibat adanya laporan dari Kesos Kelurahan Purwosari Kecamatan Semarang Utara. Dalam laporannya menyatakan adanya anak telantar yang mengalami gizi buruk sejak usia 2 bulan. Bayi usia 10 bulan hanya memiliki berat badan 5,4 kg dan belum pernah dibawa berobat oleh ibunya.

"Kami sudah koordinasikan dengan Dinsos untuk membawa anak itu ke RSUD KRMT Wongsonego supaya mendapatkan perawatan," ungkapnya.

Saat bertemu keluarga bayi tersebut, Flora mengaku ada respons tidak baik dari ibu bayi tersebut. Akan tetapi karena kegiatan tersebut melibatkan aparat pemerintah, maka aksi kemanusiaan tersebut dapat berjalan mulus.

"Sebenarnya tidak mau, dengan alasan tidak tega kalau melihat anaknya di RS nanti ditusuk jarum tangannya. Karena ada pak Babinsa dia jadi takut dan mau. Maka kami rujuk dengan administrasi berupa rekomendasi dari Dinsos Kota Semarang," jelasnya.

Sementara, Kabid Rehabsos Tri Waluyo mengatakan, pihaknya akan terus mengupayakan kesejahteraan warga Kota Semarang.

"Kami, Dinsos Kota Semarang berusaha membantu, memenuhi kebutuhan warga sesuai dengan kapasitas dan amanat pemerintah," ucapnya.

Ia pun menyayangkan tindakan ibu bayi yang menolak bantuan pemerintah. Ia pun berharap masyarakat dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

"Sudah jelas kondisinya demikian, dan kami bisa membantu memberi pelayanan medis yang lebih memadai di rumah sakit. Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," pungkasnya.