Rangsangan Bonus Bukan Jaminan Ciptakan Atlet Berprestasi

Atlet Silat Kabupaten Kudus nampak semangat saat berlaga. Yosef Hidayat/RMOLJateng
Atlet Silat Kabupaten Kudus nampak semangat saat berlaga. Yosef Hidayat/RMOLJateng

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kudus, Sulistiyanto, menegaskan meskipun bonus menjadi salah satu pemicu utama semangat atlet dalam berprestasi, namun bukan satu-satunya faktor penentu.

Menurutnya, dorongan dari dalam diri atlet untuk menjadi juara adalah motivasi dari si atlet sendiri untuk tampil baik dalam setiap laga.

“Yang paling menarik memang bonus, tapi bukan satu-satunya pemicu. Motivasi untuk menjadi juara itu datang dari dalam diri atlet, sebagai pembuktian untuk menjadi yang terbaik,” ujar Sulistiyanto.

Ia menjelaskan bahwa pemberian bonus kepada atlet dibahas bersama antara pengurus KONI, cabang olahraga (pengkab), dan instansi terkait. Nilai bonus disesuaikan dengan hasil diskusi dan pertimbangan bersama.

Selain soal bonus, Sulistiyanto juga menyoroti pentingnya pola latihan yang disiplin dalam mendukung pencapaian prestasi.

Menurutnya, atlet yang hanya mengandalkan latihan harian tidak cukup untuk bersaing di level tinggi. Diperlukan latihan intensif dan berkelanjutan.

“Latihan harian dua kali seminggu cukup untuk menjaga kondisi fisik dan teknik. Tapi kalau ingin berprestasi, harus latihan setiap hari. Bahkan pagi dan sore, libur hanya hari Minggu,” jelasnya.

Ia menambahkan, KONI Kudus juga telah mengupayakan dukungan dalam bentuk insentif khusus bagi atlet dan pelatih yang bersiap menghadapi kompetisi besar.

Dana pembinaan setiap tahunnya disalurkan ke masing-masing pengkab, dan penggunaannya menjadi tanggung jawab mereka sesuai kebutuhan pembinaan.

“Fasilitas latihan, konsumsi, pengawasan, semua itu kembali lagi ke pengkab masing-masing. Kami hanya bisa memberikan anggaran dan mendorong agar digunakan optimal,” katanya.

Menanggapi keluhan dari atlet terkait kurangnya dukungan, Sulistiyanto mengaku sering turun langsung ke berbagai pengkab untuk memahami kondisi di lapangan.

“Saya hampir datang ke semua pengkab, karena ingin tahu langsung bagaimana kondisi di lapangan. Diskusi dan keluhan itu pasti ada, dan itu jadi bahan evaluasi kami,” katanya.

Terkait status skorsing atau hukuman yang sempat dijatuhkan kepada KONI Kudus, Sulistiyanto menyebut bahwa pihaknya telah melakukan pendekatan dan komunikasi dengan DPRD dan Bupati untuk membangun kembali kepercayaan.

“Kami sudah melakukan sounding kepada beberapa anggota dewan dan juga Pak Bupati. Tujuannya agar mereka memahami visi dan arah KONI Kudus ke depan,” pungkasnya.