Ramadhan, Ratusan Warga Ngaji Kitab Kuning di Masjid Agung Kendal di Siang hingga Sore

Ramadhan menjadi momen umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah, tidak terkecuali warga Kota Kendal. 


Sambil menunggu waktu berbuka puasa warga dari berbagai desa, mendatangi Masjid Agung untuk mengaji kitab tafsir, Sabtu (23/4) sore.

Kegiatan yang rutin dilaksanakan di bulan Ramadan ini tergolong unik,karena biasanya mengaji kitab kuning dilakukan malam hari, tetapi di Masjid Agung dilaksanakan usai sholat dhuhur.

Biasanya mengaji kitab kuning  yang sudah rutin selama bulan puasa dilaksanakan selama 20 hari saja. 

Mohammad Farid Fad, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin mengatakan, kegiatan ini sudah menjadi tradisi bagi warga Kendal untuk belajar mengaji kitab yang menjadi tradisi para wali saat menyebarkan agama Islam. 

Ini merupakan bagian warisan tradisi di Kendal yakni mengaji kitab kuning di masjid agung Kendal. 

"Ini kegiatan rutin setiap tahun saat Ramadhan. Pesantren kilat ini juga merupakan warisan tradisi yang sudah turun temurun saat para Wali menyebarkan agama Islam yakni dengan mengaji kita Kuning," kata Mohammad Farid Fad, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin.

Santrinya sendiri dari berbagai wilayah di Kendal, setelah sholat jamaah langsung beritikaf mengaji kitab kuning. 

Ada 500 jamaah yang sekaligus menjadikan kegiatan iini pesantren kilat. 

"Yang nyantri disini dari berbagai wilayah di Kendal jumlahnya sekitar 500 jamaah. Mereka setelah sholat jamaah langsung mengaji kitab Kuning," jelasnya.

Yang unik dan berbeda adalah mengaji kitab kuning di siang hari karena biasanya dilaksanakan malam hari. 

"Tradisi di Masjid Agung ini berbeda dengan di tempat lain, kalau disini mengaji kitab Kuningnya dilaksnakan siang hari karena biasanya dilaksanakan malam hari," tuturnya.

Kyai Mohammad Farid Fad berharap, dari pembahasan kitab kuning ini bisa menambah literasi wawasan keberagamaan dan toleransi semakin tinggi.  

“Saat pandemi dua tahun lalu tradisi ngaji kitab kuning ini tetap dilaksanakan tetapi dengan protokol kesehatan ketat. Alhamdulillah pandemi sudah melandai sehingga tahun ini kajian tafsir kitab kuning bisa berjalan normal kembali,” tambahya.

Dalam kegiatan ini Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin menerangkan tentang Kitab Tafsir Jalalayn (Tafsir Al-Qur'an) dan Fathul Qarib (Fiqh/Hukum Islam).

Warga dari berbagai wilayah di Kendal ini juga serius mendengarkan tafsir kitab dari Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin. 

Sembari menyimak warga ini sibuk dengan pulpen dan kitab kuning masing-masing. Dengan cekatan tangan para santri menulis penjelasan guru mereka pada kitab tafsir tersebut.

Mahfud warga Jotang ini selalu hadir dalam kegiatan mengaji kitab kuning untuk lebih mendalami Al Quran. 

“Ngaji kitab ini adalah tafsir dan ilmu fiqih agar lebih mendalami makna dari Al Quran, “ katanya.

Sementara JAbidin warga Jotang mengaku mendapatkan ilmu setelah mengikuti pengajian kitab kuning ini. 

"Ilmu saya bertambah tentang tafsir Al Quran dan hukum Islam sehingga bisa menambah pengetahuan baru,” jelasnya.

Kegiatan mengaji kitab kuning di Masjid Agung Kendal berakhir di hari ke-21 di bulan Ramadan. 

Dari kegiatan ini banyak sekali pelajaran yang bisa diambil seperti menambah keimanan dan ketakwaan dan kecintaan terhadap Al Quran.