PT GMM Berdayakan Petani Lokal Untuk Tingkatkan Produksi

Rencana Pabrik Gula Blora milik PT Gendhis Multi Manis (PT GMM) Bulog di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah akan memberdayakan petani tebu lokal akan segera direalisasikan.


Langkah kerja sama sebagai solusi sulitnya melaksanakan program kerjasama dengan Perhutani terkait tebu lahan hutan.

"Ya kami menggalang kerja sama dengan petani tebu lokal, karena dengan Perhutani sulit terlaksana, semoga ini jadi solusi," kata Direktur Operasional PT GMM, Ihsan, Jumat (4/9).

Lebih jauh Ihsan menyampaikan, sebagai awal akan melakukan penjajagan terlebih dahulu sebelum menginjak kerjasama penuh.

Langkah awal kami coba sekitar 200 hektare dulu, kalau lancar, kerjasama  akan dimulai tahun ini," tambahnya.

Program kerjasama yang disepakati bibit dan perawatan disediakan PG. Untuk tenaga kerja sepenuhnya menjadi kewajiban petani pengelola lahan.

"Kita berdayakan petani lokal, dan harapannya hasil panen dijual ke PG Blora untuk genjot produksi," kata Ihsan.

Terkait tebu di luar Blora, Ihsan menambahkan, untuk memenuhi target giling 498.050 ton tebu, PT GMM Bulog butuh lahan tanaman tebu seluas 6.500 hingga 7.000 hektar.

Sementara ini lahan pertanian tebu yang ada di wilayah Blora baru seluas sekitar 3.600 hektar, sehingga PT GMM butuh lahan lagi 3.000 hektar lebih.

Saat musim giling tahun ini dan 2-3 tahun sebelumnya, ketika mengalami kekurangan tebu untuk produksi gula, pabrik harus mengambil tebu dari petani luar Blora, seperti Rembang, Sragen, Grobogan dan Pati.

"Musim giling tahun ini, tebu petani Sragen jadi rebutan antara PG Blora dengan PG lain, sehingga memicu persaingan harga," beber Ihsan

Sebagai catatan, PG Blora milik PT GMM Bulog memiliki kemampuan giling 6.000 Tcd (6.000 ton) tebu perhari, dengan  perkiraan pertengahan September 2020 ini telah selesai.

Meski demikian, PT GMM akan menutup musim giling tebu 2020 ini, bila tebu petani benar-benar selesai dipanen tidak tersisa.