Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Rakornas Pesantren Muhammadiyah, di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, 1-3 September 2023.
"Muhammadiyah sudah mendirikan pondok pesantren yang tersebar di Tanah Air. Di Jawa Tengah tercatat 180 ponpes, secara nasional 500 lebih. Tapi ternyata punya persoalan yang sama. Salah satunya sering kita anggap, serius yakni kekurangan ustadz, dan kekurangan pengelola yang memang punya kemampuan, punya kompetensi mengelola pondok pesantren," papar Sofyan Anif, Sabtu (2/9).
Rakornas dengan tema 'Revitalisasi Pesantren Muhammadiyah sebagai Pusat Kaderisasi Ulama untuk Dakwah Islam Berkemajuan', juga meluncurkan program beasiswa Pendidikan 1.000 Ustadz/Ustadzah Pesantren Muhammadiyah (PUPM).
Rektor UMS Prof Sofyan Anif menyambut positif pembahasan rakornas pesantren Muhammadiyah tersebut. Persoalan Sumber Daya Manusia (SDM) ini, menurut Sofyan Anif, menjadi pemikiran agar pondok pesantren Muhammadiyah bisa maju, tidak hanya memikirkan infrastruktur tapi juga sekaligus ketersediaan SDM.
Ketua LP2M PP Muhammadiyah Dr., Masykuri, M.Ed., menyampaikan, kegiatan LP2M beberapa kali telah diselenggarakan di UMS. Pertama tahun 2017 untuk melakukan pelatihan Bahasa Arab, kemudian 2019 untuk Rakornas dan pelaksanaan Rakornas di 2023.
Tentang program beasiswa pendidikan 1.000 Ustadz/Ustadzah Pesantren Muhammadiyah (PUPM), Dr Masykuri mengatakan kerjasama terkait dengan beasiswa ustadz/ustadzah tersebut sangat strategis. Dia juga menyampaikan, perkembangan jumlah pondok cukup meningkat tajam, yaitu dari 127 di akhir 2015, menjadi 440 saat menjelang pelaksanaan Muktamar ke 48.
"Sebagian besar menghendaki adanya ustadz/ustadzah yang mempunyai latar belakang agama Islam yang kuat. Indikatornya adalah lulusan dari Timur Tengah," ungkap Masykuri.
Dia melanjutkan, kader-kader Muhammadiyah yang saat ini sedang menempuh pendidikan, nantinya diharapkan dapat menjadi pengelola atau pengajar di pondok pesantren Muhammadiyah.
"Nanti kader-kader kita yang saat ini sedang belajar khususnya di Universitas Al Azhar Kairo, itu setelah kembali ke Tanah Air akan disebar ke pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia untuk memenuhi kekurangan juru dakwah yang saat ini memang sangat dibutuhkan, dan ini sangat strategis," pungkasnya.