Profesi Petani Kurang Diminati Kaum Milenial Jateng

Lahan pertanian di Jawa Tengah menyusut. Foto : Umar Dhani
Lahan pertanian di Jawa Tengah menyusut. Foto : Umar Dhani

Profesi petani kurang diminati milenial Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut, dari total 36 juta jiwa penduduk, jumlah petani muda dengan usia antara 19 - 39 tahun tercatat sebanyak 625.808 orang, atau sekitar 14,86 persen dari petani di 'jantung' pulau Jawa ini.

"Dari catatan tahun 2020 sendiri, penduduk Jawa Tengah masih didominasi dengan Gen Z sebanyak 25,31 persen.Jumlah petani milenial, sangat kurang," kata Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Dadang Hardiwan memaparkan Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 Tahap 1, kemarin.

Selain minimnya jumlah petani muda dalam kurun waktu 10 tahun, kondisi sektor pertanian di Jawa Tengah mengalami penurunan. Walaupun Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu penyangga pangan secara nasional namun kondisi sektor pertanian justru mengalami penurunan yang drastis.

Dadang menyampaikan, apabila dibandingkan tahun 2013, Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 4.363.708 unit turun 13,25 persen, diikuti pula Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebanyak 4.218.349 rumah tangga, turun 1,68 persen.

"Sementara jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 285 unit, naik 26,67, Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 2.324 unit, naik 297,26 persen. Rasio Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Jawa Tengah terhadap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebesar 1,03, turun 0,14 poin dari tahun 2013 yang sebesar 1,17," beber Dadang.

Lebih lanjut, pihaknya mengatakan sepuluh komoditas terbanyak yang diusahakan oleh Usaha Pertanian Perorangan (UTP), nomor satu masih di sektor padi sawah inbrida, ayam kampung biasa, kambing potong, jagung hibrida, sapi potong, sengon/ jeunjing/ albazia, kelapa, jati, ubi kayu, dan mahoni.

Sensus Pertanian Tahap I tahun 2023 tersebut sebagai wujud nyata dari komitmen BPS untuk menyajikan gambaran mendalam terkait data statistik pertanian di Jawa Tengah.

Informasi ini diharapkan mampu memberikan jawaban terhadap isu-isu yang selama ini berkembang, serta membentuk pemahaman yang lebih komprehensif mengenai sektor pertanian di wilayah tersebut.

"Dijadwalkan akan dilakukan diseminasi pada bulan April 2024, dengan harapan data yang dihasilkan dapat menjadi landasan kuat dalam pengambilan kebijakan di sektor pertanian," tutup Dadang.