Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman prihatin atas masalah dan nasib yang dihadapi nelayan. Bukan saja persoalan kemiskinan, berbagai persoalan juga membelit para nelayan berupa masalah pertataniagaan BBM khusus nelayan, serta harga jual ikan yang tak sebanding dengan daya tangkap.
- Safari Dzuhur, Sarana Curhat Warga Langsung ke Kapolres Purbalingga
- Sukirman Berharap Ajang Porprov Jateng 2023 Lahirkan Atlet Unggul dan Pinujul
- DPRD Jateng Setujui Raperda Hadi Jadi Jatuh pada 19 Agustus
Baca Juga
“Persoalan ekonomi tak kunjung selesai. Belum saat musim baratan. Mereka bertahan harus dengan istilah gali lubang tutup lubang. Utang sana-sini. Ini persoalan mendasar,” ungkap Sukirman, dalam keterangan pers, Selasa (6/12).
Sukirman menjelaskan, meski secara kemaritiman dan kelauta, Indonesia sangat kaya, namun nasib nelayan tak kunjung membaik, terutama nelayan tradisional. Jumlah nelayan di Jateng tercatat 158 ribu yang tersebar di pesisir utara dan selatan.
Dia memetakan persoalan nelayan, mulai dari kondisi cuaca dengan tidak ada panduan kapan harus melaut. Belum lagi pada jenis kapal yang kecil, sehingga saat musim baratan tidak berani melaut. Selain itu masalah bahan bakar minyak (BBM) yang acap kali sulit didapat.
‘’Masalah reklamasi yang terkadang mempersempit ruang nelayan mencari ikan. Masalah lainnya, soal penjualan ikan,’’ imbuhnya.
Sukirman meminta supaya masalah BBM hendaknya menjadi perhatian serius pemerintah. Harga BBM sering naik dua kali lipat sampai nelayan. Pemanfaatan teknologi menjadi PR bagi pemerintah supaya nelayan melek teknologi.
“Penguatan kapasitas nelayan menjadi pekerjaan serius bagi pemerintah,” tandasnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Fendiawan Tiskiantoro secara terpisah menyatakan, Pemprov Jateng tak tinggal diam dalam memperhatikan nasib nelayan. Belum lagi dengan akan diberlakukannya penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP) sektor perikanan masih dinilai memberatkan nelayan.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan Undip Prof Aristi Dian Purnama Fitri mengatakan, saat ini teknologi digital menjadi keharusan termasuk yang harus dikuasi nelayan. Banyak keunggulan dari pengembangan tekologi di bidang kelautan sekarang ini. Dengan begitu nelayan bisa mengembangkan diri dalam penguasaan teknologi.
“Apakah kemudian pengembangan tekologi itu menjadi beban tersendiri bagi nelayan atau tidak. Pemerintah harus mempunyai program pengembangan kapasitas nelayan,” pungkasnya.
- Safari Dzuhur, Sarana Curhat Warga Langsung ke Kapolres Purbalingga
- Sukirman Berharap Ajang Porprov Jateng 2023 Lahirkan Atlet Unggul dan Pinujul
- DPRD Jateng Setujui Raperda Hadi Jadi Jatuh pada 19 Agustus