Polres Kudus Usut Tuntas Kasus Kekerasan Oknum Suporter Persijap

Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic. (Istimewa)
Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic. (Istimewa)

Polres Kudus memastikan akan mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh oknum suporter sepak bola Persijap di Jalan Lingkar Kudus, Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Bae, Kudus, Minggu (1/12) malam.

Kapolres Kudus, AKBP Ronni Bonic mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari keluarga korban, Irfan (23), warga Desa Ngembal Kulon. Pihaknya  akan menindaklanjuti kasus tersebut.

“Tadi malam, keluarga sudah kami arahkan untuk membuat laporan ke Polres Kudus. Segera kami mengambil tindakan,” kata AKBP Ronni Bonic kepada media, Senin (2/12).

Saat ini, Polres Kudus sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian tersebut. Penyelidikan mencakup pemeriksaan kondisi korban untuk memastikan tidak ada luka serius, serta pendalaman pelaku pengeroyokan.

‘Oknumnya belum ada yang ditangkap, kami masih dalami kasus ini,” terang Ronni sembari menambahkan, pihaknya siap mengambil tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku terhadap perilaku oknum pendukung yang anarkis.

Langkah ini diambil untuk memberikan efek jera sekaligus mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Menurut AKBP Ronni Bonic, kejadian pengeroyokan terjadi ketika rombongan oknum suporter melintasi wilayah Desa Ngembal Kulon setelah pertandingan sepak bola di Pati. Rombongan tersebut memprovokasi warga dengan menyalakan kembang api .

“Kami sebenarnya sudah melakukan pengawalan dari perbatasan dan menempatkan penjagaan di beberapa titik di Kudus. Namun, ada oknum yang melakukan hasutan dan tindakan yang tidak wajar hingga melakukan tindakan anarkis,” kata Ronni.

Polres Kudus sebelumnya telah melarang suporter tersebut di seluruh wilayah Kudus dalam perjalanan pulang dari Pati.

Namun, rombongan suporter tetap memaksa melewati wilayah Kabupaten Kudus, meski petugas sudah memberikan peringatan.

“Jumlahnya ribuan, panjangnya bisa mencapai 2-3 kilometer. Mereka tetap memaksakan melewati Kudus, mungkin karena jaraknya lebih dekat. Akhirnya terjadilah tindakan kekerasan itu,” tambahnya.

Selain pengeroyokan, oknum suporter tersebut juga diduga melakukan perusakan terhadap fasilitas pendidikan dan rumah warga di sekitar lokasi kejadian.