Semprot obat massal yang direkomendasikan Dinas Pertanian Grobogan untuk membasmi ulat grayak yang menyerbu ratusan hektar tanaman jagung di area sanggeman Desa Genengsari Kecamatan Toroh, tak menjamin membuat hama itu mati.
- BPJamsostek Surakarta Serahkan Bantuan 62 Ribu Masker, 102 Paket APD dan 3,7 ribu Vitamin Untuk Pekerja
- Pemkot Solo Intensifkan Perbaikan Infrastruktur Akibat Banjir
- Pasca Banjir, BBPJN Jateng-DIY Pastikan Jalur Mudik Pantura Siap Dilalui Pemudik
Baca Juga
Hal itu diakui Ketua Kelompok Tani Giri Indah Genengsari, Joko Purnomo, yang menyebut hama ulat grayak yang menyerang ratusan hektar jagung sebagian besar mati setelah disemprot massal.
Namun, sebagian ulat grayak yang berlindung di dalam tanah belum bisa dipastikan kematiannya. "Karena terlindungi saat penyemprotan kondisi ulat yang berlindung di dalam tanah belum bisa diprediksi, namun ulat yang berada di buah dan pohon banyak yang mati," ujarnya, Senin (29/1).
Diketahui, penyemprotan yang dilakukan warga pesanggem Desa Genengsari menyasar di lahan pengelolaan perhutani seluas 20 hektar dari 478 hektar lahan kelola.
"Dua jenis obat yang digunakan untuk penyemprotan yakni Aneto 50 EC dan Prevathon 50 SG, saat penyemprotan kita didampingi PPL," imbuhnya.
Terpisah Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto mengatakan, usai penyemprotan dilakukan progres laporan belum disampaikan ke Dispertan Grobogan.
"Sementara hanya penyemprotan untuk pengendalian. Untuk lebih jelas langsung konfirmasi ke ketua KTH," ucapnya.
Sunanto berharap, serangan hama ulat grayak tersebut tidak berimbas pada gagal panen yang dapat menyebabkan para petani hutan merugi.
- Kelompok Tani Di Kabupaten Semarang Dukung Irjen Pol Ahmad Luthfi
- Dukung Ketahanan Pangan, Pemerintah Salurkan Bantuan 41 Unit Pompa Air Pada Kelompok Tani
- Panen Perdana di Masa Tanam I, Petani Keluhkan Harga Gabah Anjlok