Badai pemutusan hubungan kerja atau PHK massal menghantui para pekerja di Jawa Tengah. Kasus PHK terjadi mencatatkan Jawa Tengah paling tinggi, angkanya berdasarkan data terbaru Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) tercatat sebanyak 8.231. Tertinggi dibandingkan provinsi-provinsi lain.
- Bupati Jepara Minta Aparatur Desa Gali Potensi Lokal Dan Kembangkan Wisata Desa
- Kreativitas Perempuan Jadi Fokus Seminar Hari Kartini DPPKBP3A Sukoharjo
- KPU Karanganyar Patuhi Aturan, Kembalikan Sisa Dana Hibah Pilkada ke Kas Daerah
Baca Juga
Namun, angka dari data sebelumnya telah diklarifikasi Disnakertrans Jawa Tengah. Sebelumnya, jumlah pekerja terkena PHK didata ada 14.467 pekerja.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana merespon, sebetulnya pertumbuhan industri Jawa Tengah 2024 ini bagus. Namun, pihaknya menyayangkan kendala ekspor dan bahan baku berdampak terhadap produksi.
"Bagus sekali pertumbuhan industri Jawa Tengah tahun 2024 ini. Sayangnya, kendala ekspor dan sulitnya bahan baku berdampak negatif menurunkan produksi secara massal," ucap Nana pada acara yang diadakan Asosiasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Seluruh Indonesia (ASKOMPSI), Rabu (02/10).
Meski prihatin, Nana mengaku, akan menjadikan capaian sebagai evaluasi dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah dari sektor industri.
"Tentu kami prihatin. Akhir tahun kita akan lakukan evaluasi bersama Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah mencari solusi atas permasalahan," kata Nana singkat.
- Dari Demak: 350 Pohon Alpukat Aligator Siap Gebrak Pasar Nasional!
- Lenggak-Lenggok Emansipasi, Ketika Tari Menjadi Bahasa Perjuangan Perempuan
- Cegah Kecelakaan Dan Balap Liar, Jalan Desa Getas Blora Dipasang Pita Kejut