Pilus Minta Pengawasan saat Libur Nataru Diperketat

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman menanggapi Instruksi Walikota No. 9 Tahun 2021 terkait dengan pembatasan-pembatasan saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Pilus, sapaan akrabnya merespon positif dan mendukung kebijakan yang telah diputuskan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.


Dukungan terhadap kebijakan tersebut berdasar pada upaya mengantisipasi ledakan kasus Covid-19. Pasalnya, kota Semarang hingga saat ini bahkan sudah tidak memiliki kasus baru atau zero kasus Covid-19.

Namun, Pilus meminta kepada Pemerintah Kota Semarang untuk tetap melakukan pengawasan secara ketat. Hal ini ditakutkan jika tidak ada pengawasan ketat, banyak masyarakat yang ingin berwisata, maka kerumunan tidak bisa dihindarkan.

"Liburan ini dianggap libur panjang, tapi untuk mengawasi mobilitas dan kerumumanan, pengawasannya harus tetap diperketat kami minta kepada Pemkot Semarang, TNI/ Polri untuk terus memonitor di masing-masing wilayah, karena tidak bisa hanya dibiarkan begitu saja meskipun sudah ada aturan baru," paparnya.

Lebih lanjut, Pilus mengatakan untuk ditingkat bawah, pengawasan bisa dilakukan oleh RT dan RW setempat. Sehingga ada data warga yang keluar dan masuk suatu wilayah yang tercatat dalam laporan RT atau RW.

Sosialisasi ke tingkat RT juga harus segera dilakukan, sehingga mulai dari sekarang sudah bisa memantau warga yang datang ataupun pergi. Sehingga jika ada kasus baru yang ditemukan akan mudah untuk di tracking.

"Jadi masing-masing RT Rw mendata warganya yang bepergian dan orang yang masuk ke lingkungan, dan ini saya rasa lebih fokus, efektif dan mudah dikontrol," bebernya.

Patroli juga harus terus dilakukan terutama ditempat-tempat yang sering menimbulkan kerumunan. "Jadi ada pantauan di pasar, tempat wisata, restoran, tempat hiburan harus diperketat," lanjutnya.

Meski demikian, warga Kota Semarang tetap dihimbau tidak keluar kota. Penkot Semarang sendiri tetap menyediakan hiburan dan wisata di dalam kota dengan tidak ada penutupan tempat wisata dan hiburan.

"Kegiatan seni dan budaya ini menjadi hiburan warga sekitar yang tidak bisa kemana-mana sehingga ini saya rasa sangat bijak, jadi warganya dihimbau untuk tidak bepergian tapi disediakan hiburan meski ada pembatasan, sehingga warga tetap ada hiburan bagi warga lokal Semarang meski ada pembatasan," pungkasnya.