Kontestasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Batang tahun 2024 mulai memanas. Spanduk-spanduk besar dengan pesan tegas Tolak Calon Bupati Impor mulai bermunculan di berbagai penjuru kota.
- KPU Karanganyar Patuhi Aturan, Kembalikan Sisa Dana Hibah Pilkada ke Kas Daerah
- Setyo Sukarno Guru Panutan Warga Wonogiri, Jabat Bupati
- Agus Junaidi Diterjang Isu Tak Akan Lagi Jadi Pemimpin Partai Golkar Banjarnegara
Baca Juga
Seorang tokoh masyarakat Batang, Andi Rudi Haryanto, pun angkat bicara. Ia menjadi pihak yang kontra dengan spanduk itu.
"Spanduk ini bukan hanya merendahkan diri sebagai orang Batang, tetapi juga mencerminkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan bersaing secara sehat," katanya saat ditemui di Pendopo Kabupaten Batang, Senin (29/4).
Andi berpendapat bahwa saat ini sudah seharusnya tidak ada lagi pemisahan antara putra daerah dan putra Indonesia.
Semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk mencalonkan diri atau dicalonkan tanpa dibatasi oleh asal-usul daerah.
"Andaikan kita menolak calon dari luar dan hanya mengandalkan putra daerah, kita akan terhambat dalam berkembang. Contohnya, di Papua, sentimen separatisme tumbuh karena pemikiran sempit yang berlebihan," ucapnya.
Di sisi lain, Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, menolak memberikan komentar terkait spanduk kontroversial ini.
"Saya tidak akan memberikan komentar untuk saat ini, karena ini adalah masalah politik," ujarnya saat ditanya.
- KPU Karanganyar Patuhi Aturan, Kembalikan Sisa Dana Hibah Pilkada ke Kas Daerah
- Setyo Sukarno Guru Panutan Warga Wonogiri, Jabat Bupati
- Agus Junaidi Diterjang Isu Tak Akan Lagi Jadi Pemimpin Partai Golkar Banjarnegara