Pilgub Jateng Makin Dekat, Pengamat: Pemimpin Muda Banyak Diidam-idamkan Masyarakat 

Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip). Dr Teguh Yuwono, Menilai Ketertarikan Masyarakat Mendukung Pemimpin Muda Dalam Pilgub Jateng 2024 Sangat Besar. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah
Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip). Dr Teguh Yuwono, Menilai Ketertarikan Masyarakat Mendukung Pemimpin Muda Dalam Pilgub Jateng 2024 Sangat Besar. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, makin dekat saja. Akan tetapi, sampai detik ini belum muncul nama-nama calon positif bakal maju. Pemilihan Gubernur (Pilgub) ini diharapkan banyak memberikan pilihan pemimpin muda.


Masyarakat pun justru dibuat semakin bertanya-tanya dan hanya bisa menunggu. Meski begitu, di media sosial beberapa tokoh ramai mendapatkan dukungan diberikan netizen. 

Para netizen bukan sekedar berikan dukungan saja, tetapi sebagian besar melihat sosok dari popularitasnya dan pencapaian politik diraih. 

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Dr Teguh Yuwono menilai ketertarikan masyarakat dalam mendukung salah satu tokoh tertentu dasarnya beragam. Tetapi untuk memudahkan dibagi dua saja, dukungan diberikan karena menginginkan gaya kepemimpinan yang dirasa cocok atau ketertarikan dari sisi personal, melihat popularitasnya.

"Dukungan dari masyarakat sebenarnya tidak dapat dijadikan patokan, tetapi netizen di media sosial mendukung figur itu didasari ada ketertarikan. Namun, bisa juga ada sebagian melihatnya hanya dari popularitasnya," kata Teguh, Kamis (02/05). 

Atas banyaknya dukungan jelang Pilkada serentak ini, Teguh melanjutkan, bakal jadi keuntungan. Beberapa tokoh akan langsung melesat sekali elektabilitasnya. Yang semacam ini jika diartikan dapat menguntungkan, otomatis namanya akan terangkat dan bila dirinya jadi maju mencalonkan diri, maka seakan-akan sudah mencuri start. 

"Ini sebenarnya bisa jadi keuntungan bagi salah satu sosok. Mesti hati-hati bagi masyarakat, karena bisa jadi dukungan diberikan justru menjadikan 'boomerang'. Niatnya hanya ikut-ikutan atas pertimbangan kagum, tapi hasilnya menaikkan elektabilitas tokoh dan jadi keuntungan seandainya benar-benar dia maju," tambah Teguh. 

Sebagian besar nama banyak didukung masyarakat di media sosial, juga bukanlah sosok baru di dunia politik Jawa Tengah. Sebut saja, salah satunya sosok Bupati Kendal Dico M Ganinduto yang masih muda. Baru-baru ini ia ramai menuai dukungan agar dirinya maju dalam Pilkada Gubernur Jawa Tengah. 

Bahkan, para netizen juga memberikan alasannya atas dukungan itu. Sebagian melihatnya sebagai pemimpin muda yang cocok dan pas duduk di kursi tertinggi Jawa Tengah, dan dinilai dari semangat untuk mewujudkan perubahan, serta pandangan umum anak muda suka bekerja keras dan punya mimpi. 

Hal itu jika dilihat lebih teliti, Teguh kembali menjelaskan, sosok pemimpin muda masa kini lebih diminati dan jadi dambaan masyarakat yang tidak dapat diukur dengan melihat fenomena yang terjadi saja. Namun, dukungan diberikan dasarnya harapan ingin adanya perubahan serta penilaian obyektif dan subyektif terhadap pemimpin muda. 

"Sebenarnya sejak Orde Baru dimulai, jika melihat situasi politik Tanah Air, memang sudah semacam itu. Jadi anak-anak muda lebih punya peluang terpilih karena masyarakat pemilih kebanyakan melihat dari hal kecil memberikan penilaian obyektif dan subyektif. Tapi, akhirnya mengerucut menjadi sebuah dukungan sampai mampu mendongkrak popularitas. Apalagi sekarang, pemilih dalam Pilkada mau pun Pemilu, didominasi pemilih muda pemula. Singkat saja, jika diberikan pilihan figurnya muda, tentu hal itu akan menarik belum lagi jika ditambah latar belakang politik yang dimiliki sebagai track record, semakin mengunggulkan tokoh muda," jelas Teguh.