Petani Tembakau Wonosobo Didorong Produksi Sendiri Dalam Pabrik Rokok Lokal

Warga Di Wonosobo Mendapatkan Pelatihan Pelintingan Tembakau. Dokumentasi Kominfo Wonosobo/RMOLJawaTengah
Warga Di Wonosobo Mendapatkan Pelatihan Pelintingan Tembakau. Dokumentasi Kominfo Wonosobo/RMOLJawaTengah

Wonosobo - Setidaknya terdapat dua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo yang menjadi salah satu kawasan pertanian penghasil tembakau. Namun, selama ini produk tembakau di dua kecamatan, yaitu kecamatan Kertek dan Kalikajar tersebut masih sering dijual ke pabrik besar diluar daerah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakerintrans) Kabupaten Wonosobo, Prayitno menjelaskan, bahwa sudah sejak lama Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai salah satu kota penghasil tembakau.

Hal ini membuat tembakau menjadi salah satu komoditas andalan bagi masyarakat yang hidup di sekitar lereng Gunung Sindoro mau pun Gunung Sumbing.

"Selama ini tidak hanya para petani yang banyak mengambil keuntungan dari keberadaan tembakau di Wonosobo. Banyak pengrajin juga yang ikut memanfaatkan adanya tembakau untuk diolah menjadi produk. Lewat tembakau garangan mau pun tembakau halusan," katanya saat dikonfirmasi, Minggu (30/06).

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Disnakerintrans berusaha memfasilitasi para pelaku tembakau untuk mengembangkan keterampilan yang dapat menjadikan sebuah nilai tambah salah satunya melalui berbagai pelatihan yang telah digelar selama ini.

"Melalui Disnakerintrans ini kita berkolaborasi dengan Bea Cukai menggunakan anggaran DBHCHT menggelar pelatihan teknis pelintingan ke beberapa pengrajin yang ada di Wonosobo" ujarnya.

Hal ini dilakukan agar para pelaku dan pengrajin tembakau bisa meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menentukan kualitas tembakau hingga menjadi nilai tambah dalam segi ekonomi.

"Karena kita tahu produk hasil tembakau telah menjadi komoditas yang memliki kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan daerah," terangnya.

Dua kecamatan yang dianggap banyak pelaku dan pengrajin tembakau ini ada di Kecamatan Kertek dan Kalikajar. Sehingga pihak Disnakerintrans mencoba untuk fokus melakukan pelatihan di dua kecamatan tersebut.

"Dalam dukungan fasilitasi melaui pelatihan dan pendampingan yang kami berikan, sejauh ini sudah berdiri dua industri rokok di Wonosobo. Itu ada di Desa Reco, Kertek dan Desa Mangunrejo, Kalikajar," terangnya.

Saat ini proses pembentukan pabrik rokok lokal ini masih terus berjalan. Dan pengajuan cukai tinggal menunggu hasil dari uji lab tar dan nikotinnya sehingga dapat diperjualbelikan dengan aman.

Disampaikan Prayit, pelatihan yang diberikan tidak hanya sekedar pelatihan teknis pelintingan tembakau saja. Melainkan juga bagaimana cara melakukan branding kretek asli Wonosobo ini agar memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dipasaran.

"Harapannya, para pengrajin dan pelaku dapat bisa terus berkembang dan lebih mandiri," katanya.

Pemerintah ingin produk hasil tembakau di Wonosobo bisa terus eksis di pasaran. Sehingga peningkatan keterampilan dari sektor Sumber Daya Manusia (SDM) perlu terus dilakukan.

"Sehingga selalu muncul inovasi dan bisa terus meningkatkan serapan tenaga kerja dari  sektor ini," ungkapnya.