Ribuan petani hutan dari Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Jawa Barat memadati lapangan dusun Cepoko , Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar , Kabupaten Batang. Seorang di antaranya, Saeri (45), yang datang dari Kecamatan Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang.
- Apel Siaga Bencana Sukoharjo, Waspada Puncak Bencana Bulan Januari
- Progres Lambat, Dewan Harap Pembangunan RSUD Tipe D Mijen Selesai Tepat Waktu
- Gempita Semawis BPJS Kesehatan, Apresiasi Faskes Semarang Peduli JKN
Baca Juga
"Sengaja datang bareng 15 teman petani hutan. Biar bisa lihat pak Jokowi, inginnya bisa salaman,"katanya di acara Syukuran Hasil Bumi bersama Presiden Jokowi, Rabu (8/6).
Ia dan rombongannya berangkat pada Selasa (7/6) pukul 09.00 dan sampai di Kabupaten Batang pada Rabu (8/6) dini hari.
Saeri mengatakan kedatangannya untuk ikut syukuran atas kebijakan pemerintah. Yakni, pemerintah sudah memberi payunh hukum untuk para petani hutan agar bisa menggarap lahan di hutan negara.
"Di kami (Kabupaten Malang), sudah terima SK (pengelolaan hutan) seluas 1.091 hektare untuk 1.000-an petani. Tiap petani nanti bisa menggarap antara 1 hingga 2 hektare,"kata petani kopi dan cengkeh itu.
Petani hutan lain asal Kabupaten Pati, Ratemi (56) juga rela datang dari jauh. Ia datang bersama 60 petani lainnya untuk lihat Jokowi.
"Pengen bisa lihat langsung pak presiden,"katanya.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo disambut ribuan petani hutan di dusun Cepoko , Desa Tumbrep , Kecamatan Bandar , Kabupaten Batang. Ia menghadiri acara syukuran hasil bumi yang digelar Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial Indonesia.
Sekitar 10 ribu petani perhutanan sosial hadir, mulai dari Jawa Tengah , dan beberapa perwakilan dari Jawa Timur dan Jawa Barat . Lalu juga .asyarakat yang tinggal di permukiman dalam kawasan hutan , serta perwakilan petani reforma agraria.
- Sumur Gas Krikilan Macet, Pemkab Rembang Kehilangan Potensi Pendapatan Miliaran Rupiah.
- Pemkot Semarang Gencar Lakukan Perbaikan Drainase Jelang Musim Hujan
- Hebohnya Vaksinasi Covid-19 SMK di Kota Pekalongan, Dua Guru Pegangi Satu Siswi