Perlu kebijakan antisipatif dan adaptif sebagai panduan etis dan legal dalam menyikapi perkembangan teknologi di era pemanfaatan kecerdasan buatan saat ini.
- Dinkes Solo Targetkan Vaksin Bagi Pelajar Selesai Akhir September
- MPR : Segera Atasi Akar Masalah Rendahnya Kepatuhan Masyarakat Terhadap Prokes
- Alfamart Berikan Ambulans Gratis Untuk Pasien Covid-19 Di Semarang
Baca Juga
"Dunia semakin cerdas dengan teknologi berkembang cepat, bila tidak disikapi secara bijaksana akan jadi ancaman," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Rabu (21/6).
Menurut Lestari, penyikapan terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sangat dipengaruhi bagaimana kita menempatkan perkembangan teknologi dalam aspek kemanusiaan itu sendiri.
Karena, Rerie sapaan akrab Lestari berpendapat, salah satu kekhawatiran adalah semakin manusia bergantung pada teknologi, manusia akan semakin kehilangan nilai.
Selain itu, manusia berpotensi tidak dapat mengontrol dirinya, tunduk pada alat yang diciptakan.
Kekhawatiran lain, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, kecerdasan buatan dengan ragam aplikasi cerdas dapat mengganti peran pekerja di berbagai sektor, termasuk pendidikan.
Sehingga, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, keberadaan teknologi modern dengan ragam tawarannya, menuntut kita untuk berpikir tentang masa depan manusia, khususnya masa depan generasi penerus bangsa.
Sehingga, tambah Rerie, jika kita tidak melakukan persiapan dan antisipasi perkembangan AI dengan sejumlah kebijakan yang tepat, kemudahan yang kita dapatkan berpotensi akan berubah menjadi bencana.
- Moeldoko Apresiasi Hibah Alkes Covid-19 dari Produsen Dalam Negeri
- Temui Mendagri, Kepala LKPP RI Bahas E-Katalog Pemda
- Kapolda Jateng Resmikan Batalyon Brimob di Kroya Cilacap