Geografis wilayah Kota Semarang membuat masyarakat seakan-akan membagi ke dalam bagian Semarang atas dan bawah. Ini sudah sejak puluhan tahun. Wilayah Semarang atas meliputi Tembalang dan Banyumanik.
- Kawal Ibadah Jumat Agung, Polres Tegal Siap Lindungi Kebebasan Beragama
- Kudus Kehilangan Salah Satu Putra Terbaiknya
- Menteri ATR/BPN Ajak Kepala Daerah Kolaborasi Sertifikasi Tanah Dan RDTR
Baca Juga
Sedangkan, Semarang bagian bawah, terdiri berbagai wilayah dan di dalamnya termasuk wilayah-wilayah penting sebagai pusat perekonomian dan pemerintahan sampai daerah pinggir pantai.
Meski dipisahkan bukit, bagi masyarakat pembagian wilayah itu juga sering dilihat bahkan sampai kemajuan dalam ekonomi, pendidikan, dan tempat nyaman untuk tinggal.
Namun, jika hanya sekedar melihat dan membandingkan secara subyektif dan obyektif atas asumsi masyarakat, kemungkinan pun tak ada jawabannya.
Tetapi, bagaimana menurut pengamat di bidangnya?
Pengamat Sosial Unika Soegijapranata, Hermawan Pancasiwi, menjelaskan kaitannya dengan sejarah dan perkembangan zaman, mengenai pembahasan Semarang atas dan bawah. Wilayah Semarang sejak era kolonial Belanda sampai sekarang berubah mengalami perkembangan dalam semua bidang.
"Semuanya berubah dari waktu ke waktu. Semarang atas kita lihat sekarang ini khususnya daerah Tembalang wilayahnya semakin maju tidak ketinggalan dengan daerah pusat kota. Dengan Undip yang berkembang melakukan banyak pembangunan infrastruktur, Tembalang dan daerah di sekitarnya beberapa tahun besok pasti akan tumbuh menjadi wilayah pendidikan dan bisnis," kata Hermawan.
Bila membandingkan antara Semarang bawah dan atas tolak ukurnya hanya maju mana, Hermawan menilai, tergantung apa yang dicari. Sebab, seluruh wilayah di Semarang terintegrasi dan saling membutuhkan satu sama lain.
Namun, jika masyarakat di dalam konsepnya menginginkan hidup tenang demi menghindari hiruk pikuk kehidupan kota, Hermawan mengatakan, pasti akan memilih Semarang atas. Sebaliknya juga sama, pusat perekonomian ada di Semarang bawah sehingga daerahnya pasti padat dan ramai aktivitas masyarakat.
"Sama saja sih. Tinggal pilihan itu untuk hidup atau cuma menjalankan aktivitas ekonomi. Kalau pusat kota dan pemerintahan ada di Semarang bawah hal ini membuat semuanya hidup dan tuntutan kehidupan serba cepat, penuh tekanan, serta gaya hidup serba modern dan biaya hidup tinggi, itu akan jadi sesuatu yang biasa," jelas Hermawan.
- PWI Minta Hakim Agar Tegakkan Keadilan!
- Posko Pendakian Jalur Via Selo Resmi Dibuka, Petugas Gabungan Lakukan Sosialisasi Keamanan
- Libur Paskah, Polisi Hadir Di Obyek Wisata: Jajaran Polsek Teras Gencarkan Patroli Humanis