Perjalanan Spiritual Dyah Laras, Membawa Putra Sulung Yogi Ardiako 'Dipinang' PKB Salatiga

Dyah Laras, ibunda Yogi Ardiako Caleg PKB Salatiga. Foto : Erna Yunus B
Dyah Laras, ibunda Yogi Ardiako Caleg PKB Salatiga. Foto : Erna Yunus B

Ada perjalanan spiritual dibalik muncul nama Yogi Ardiako sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Salatiga.


Adalah sang bunda, Dyah Laras. Perempuan hebat ini bahkan sempat berkomunikasi dengan Ketua PKB saat dirinya menjalankan ibadah di tanah suci, Mekkah. 

"Saat saya di Mekkah, saya dihubungi dan berkomunikasi langsung dengan Ketua PKB kala itu," kata Laras memulai kisahnya, Selasa (9/1). 

Tak berhenti sampai disitu, Istri dari Djoko Surowo ini, anak dari Bupati Rembang era 70'an sekaligus pengusaha dan tokoh terpandang Salatiga yang kini bergelut di Ikatan Ahli Boga Salatiga sebagai Ketua itu, kembali dihubungi pengurus PKB Salatiga. 

Dilanjutkan ketika pulang umroh, Laras kembali mengaku ditemui Ketua dan Sekretaris PKB atas utusan Ketua PCNU, KH Zaenuri. 

Awalnya, Laras yang dipinang PKB Salatiga untuk kembali 'nyaleg' sekaligus memenuhi kuota 30 persen perempuan. Namun, dengan pertimbangan usia, Laras pun menolaknya. 

"Kemudian, pengurus PKB Salatiga meminta anak saya. Mereka nembung, meminang anak saya Yogi untuk bersedia maju dalam Pileg 2024," ungkap Laras. 

Gayung bersambut, Laras yang mencoba berkomunikasi dari hati ke hati dengan putra sulungnya, Yogi Ardiako, disambut positif. Tentunya dengan sejumlah catatan. 

Hingga akhirnya, Yogi Ardiako ditetapkan sebagai Caleg PKB Salatiga Nomor Urut 2 Dapil Sidorejo, Salatiga  

"Sebenarnya, saya bukan buta politik. Saya pernah ‘nyaleg’, tapi juga disaat bersamaan terpolitisir. Ketika itu saya maju dari Partai Golkar pimpinan (Almarhum) Totok Sukoco," terang Laras yang juga Ketua 2 Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Salatiga serta Penasehat PPJI Kota Salatiga.

Kisah itu diawali tahun 2004 silam. Saat dirinya menjadi Caleg Partai Golkar Nomor Urut 8 dari 8 Caleg, terdapat satu TPS di Kecamatan Sidorejo ia memperoleh suara 263. Namun di hasil akhir hanya tertera 63. 

Dilanjutkan pengalaman buruk lainnya pada Tahun 2009 kembali saat ia maju di  Partai PKB Nomor Urut 1 di Dapil Sidorejo. 

Bukan perolehan suara yang dipersoalkan Laras karena ia yakin unggul. Melainkan, saat Laras menemui pejabat Wali Kota saat itu untuk berdiskusi terkait perolehan suaranya. 

Anehnya, sesaat setelah mendapatkan data dari Laras sang 'pejabat' justru menghubungi seseorang dan meminta pendapat yang akan dipilih duduk di kursi DPRD Salatiga apakah 'wajah' lama atau baru.

"Tapi tidak apa saya terpolitisasi, saya tidak dendam. Dan insyaallah, sebagai gantinya melalui Yogi Ardiako akan mampu membawa perubahan bagi Salatiga baik di Gedung DPRD atau bagi rakyat dan Kota Salatiga," imbuhnya.