Ratusan warga Gang Kepiting, Dukuh Sulur, RT 4/ RW 5, Kelurahan Karangasem Utara, kecamatan/Kabupaten Batang, melakukan kegiatan pilah sampah serentak.
- Dua Perumahan di Lahan Hijau Kawasan Ngaliyan Terindikasi Belum Miliki Izin
- Pemkot Solo Beri Lampu Hijau Kembali Gelar Acara Car Free Night di Malam Tahun Baru
- Pedagang Rela Antre Vaksin Gratis Di Gerai Vaksin Polres Kendal
Baca Juga
Setiap keluarga wajib memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Kegiatan itu dalam rangka memperingati World Cleanup Day atau hari bersih-bersih sedunia yang jatuh setiap 19 September.
"Tujuan kami adalah mengedukasi warga untuk tidak membuang sampah sembarangan melalui aksi clean up sampah dan pilah sampah dari rumah," kata ketua RT 02 Andi Triantoro usai acara, Minggu (19/9).
Setelah masing-masing rumah tangga memilah sampah, lalu warga bersama-sama membuang sampah. Rata-rata tiap rumah membuang tiga hingga lima kantong sampah. Jumlah kepala keluarga di wilayahnya mencapai 176 KK.
Andi menjelaskan, tujuan kegiatan itu adalah mengubah mindset warga tentang pengolahan sampah. Selama ini, sampah selalu menjadi permasalahan di wilayah manapun.
"Yang menginisiasi justru pemuda kampung ini," katanya.
Tidak hanya di tingkat rumah tangga, proses pemilihan sampah juga berlaku hingga tempat pembuangan sementara (TPS). Ada sisi sampah organik dan sampah anorganik.
Ia mengatakan warga RT-nya sudah melakukan pilah sampah tiap hari. Peringatan tetap digelar untuk mengingatkan pada warga bahaya sampah jika tidak dikelola dengan baik.
Setelah buang sampah bersama, warga melakukan senam pagi. Kemudian, dilanjutkan makan bersama makanan bersama di sepanjang gang kepiting.
Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batang, Sugiarto mengapresiasi kegiatan warga gang kepiting tersebut. Ia meyakini bahwa warga kampung lain bisa mencontoh Gang Kepiting.
"Memang yang perlu diubah adalah mindset masyarakat agar tidak sembarangan membuang sampah," jelasnya.
Ia menyarankan warga tidak hanya memilah sampah, tetapi juga mendaur ulang. Contohnya, memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos.
Lalu, sampah organik bisa dipilah mana yang bernilai ekonomi atau tidak. Baru, sisanya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Ia mengakui masalah sampah di Kabupaten Batang perlu mendapat perhatian lebih. Saat ini kondisi TPA Randukungin Batang seluas 4 hektare sudah overload.
Rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA tiap hari mencapai 120 ton. Sekitar 80 persen merupakan sampah rumah tangga, dan mayoritas sampah plastik.
- Malam Ini Gilga Manggung di Wonogiri
- Radio Komunitas Rasta FM Blora, Media Informasi Pertanian dan Hiburan
- Polres Tegal Dukung Ketahanan Pangan, Luncurkan Gugus Tugas Polri dan Tanam Jagung