Perbaikan Jalan Krakitan-Jerukagung Baru Dalam Tahap Persiapan 

Masyarakat di kawasan Merapi, terutama yang tinggal di tepian jalur Krakitan-Jerukagung mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang segera memperbaiki kerusakan jalan kabupaten itu.


"Kondisi jalan itu berdebu saat musim kemarau dan menjadi becek ketika memasuki musim penghujan," kata Iwan Hermawan, tokoh masyarakat Salam, Selasa (23/04).

Kerusakan jalan itu, menurut dia, akibat tiada henti dilewati truk pengangkut material vulkanik Gunung Merapi, baik berupa batu mau pun pasir.

"Dalan ngendi wae wis podo wae le rusak mergo truk pasir (jalan mana pun sudah pada rusak, karena truk pasir-red)," ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Magelang, David Rudianto, mengatakan, rencana perbaikan jalan yang rusak parah masih dalam proses.

"Anggaran perbaikan telah dialokasikan dalam APBD 2024 sebesar Rp9.5 miliar. Sebentar lagi akan dilakukan pelelangan terbuka secara elektronik," kata David.

Menurut Kepala Bidang Bina Marga, Prio Suwarso, anggaran sebesar Rp9.5 miliar itu akan digunakan untuk memperbaiki kerusakan jalan antara Krakitan, Desa Sucen, Kecamatan Salam, sampai Desa Jerukagung, Kecamatan Srumbung. 

"Jalan sepanjang kira-kira 3 kilometer akan diperbaiki dengan sistem cor rigid beton dengan lebar 6 meter," kata Prio Suwarso.

Untuk saat ini, lanjut dia, pihak sedang menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk proses pelelangan. Dia berharap, tahap lelang berjalan lancar sehingga perbaikan jalan yang rusak bisa segera dikerjakan.

Seperti diberitakan, ratusan warga tua muda, lelaki dan perempuan menggelar aksi unjuk rasa di Gapura Krakitan, Desa Sucen, Kecamatan Salam, pada Jumat (6/10) tahun 2023 lalu. Lokasi itu sebagai pintu masuk ke area penambangan material vulkanik Merapi.

Menurut Iwan, kerusakan jalan di ruas Krakitan-Jerukagung sudah terlihat sejak 5 tahun lalu. Dari tahun ke tahun kondisinya semakin parah.

Masyarakat menengarai, kerusakan itu antara lain, karena tidak kuat menahan beban armada truk pasir yang dengan muatan berlebih alias over dimension over load (ODOL).

Dampak dari armada truk pasir juga membuat masyarakat merasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas harian. Warga setempat terganggu oleh suara deru mesin truk yang melaju beriringan.

"Sepeda motor sebagai sarana untuk transportasi ke tempat kerja atau untuk antarjemput anak sekolah sering masuk bengkel akibat jalan yang rusak," keluh Nana, seorang kader kesehatan Desa Sucen.

Berikut adalah pranala pemberitaan RMOLJawaTengah mengenai unjuk rasa warga di daerah setempat dan kasus kerusakan jalan.

https://www.rmoljawatengah.id/dikeluhkan-masyarakat-kerusakan-jalan-di-kawasan-lereng-gunung-merapi-makin-parah