Penyembelihan Hewan Kurban di Kota Semarang Bebas PMK

Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Penggaron belum menemukan kasus hewan kurban terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di RPH Penggaron maupun di masjid-masjid.


Kepala RPH Penggaron, Ika Nurawati mengatakan, sejak Sabtu (9/7) hingga Senin (11/7) sudah ada 175 ekor sapi dan 40 ekor kambing yang disembelih di RPH.

Sementara untuk besok Selasa (12/7) akan ada 24 ekor sapi dan 10 ekor kambing yang akan dilakukan penyembelihan di RPH.

Ika mengaku, belum ditemukan kasus hewan kurban yang terpapar PMK. Ia menyampikan daging kurban yang disembelih masih aman untuk konsumsi.

“Temuan kasus belum ada tapi sempat ada satu ekor sapi yang diduga terpapar PMK karena tidka bisa berjalan, namun setelah diperiksa tidka ada gejala mengarah kesana (PMK),” kata Ika saat dihubungi RMOL Jateng, Senin (11/7).

Meski demikian, pihaknya memang menemukan sapi kurban memiliki cacing hati. Namun petugas sigap dengan langsung membuang hati sapi yang yang terkena cacing hati. “Kami langsung buang bagian hati yang tidak layak konsumsi tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perternakam (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengaku hingga saat ini hewan kurban yang disembelih di Kota Semarang masih aman dari jangkitkan virus PMK.

Namun, ia juga menyebut ada temuan beberapa jeroan hewan kurban yang terpapar cacing hati dan paru-paru mengalami pneumonia.

“Kalau temuan PMK memang tidak ada hanya saja ada yang kena cacing hati dan pneumonia tapi secara keseluruhan daging kurban masih layak konsumsi,” ungkapnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat tetap waspada dalam mendistribusikan daging kurban mengingat wabah PMK masih ada.

Hernowo menyebut, daging, jeroan, kepala, tulang, ekor tidak dicuci, dan jika dagingnya atau jeroan kurban terlihat kotor, dapat dibersihkan dengan merebus menggunakan air mendidih minimal selama 30 menit.