Pentagon akan meninjau lagi keputusan Presiden Joe Biden yang akan mereformasi kebijakan nuklir AS.
- Paris AIAS: Puncak Ganasnya Perang Teknologi AI Di Tingkat Global
- FBI Gerebek Rumah Mantan Presiden AS Donal Trump
- Penimbunan Vaksin oleh Negara Kaya Disebut Bencana Kegagalan Moral Dunia
Baca Juga
Departemen Pertahanan AS itu juga akan meninjau opsi penggunaan nuklir yang didengungkan Biden, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Di antara opsinya adalah mengadopsi kebijakan 'tidak mengawali konflik dengan menggunakan nuklir', karena tujuan persenjataan Nuklir AS adalah 'mencegah konflik' bukan memulainya.
Senjata semacam itu (nuklir) tidak akan digunakan untuk menanggapi perang senjata konvensional, atau serangan strategis lainnya seperti serangan cyber.
Ambisi Biden selama beberapa dekade untuk mengurangi peran senjata nuklir nampaknya menghadapi perlawanan yang meningkat dari Gedung Putih dan Departemen Pertahanan, di tengah meluasnya informasi bahwa persenjataan China dan Rusia mengalami peningkatan yang signifikan.
"Pentagon menentang setiap perubahan kebijakan (Biden), karena ekspansi nuklir China yang mengejutkan dalam beberapa bulan terakhir bersamaan dengan modernisasi persenjataan Rusia," isi laporan syrat kabar Politico baru-baru ini, seperti dikutip dari TASS, Sabtu (6/11).
Opsi yang dikeluarkan Biden jelas akan menandai perubahan besar dari sikap AS selama ini. Dewan Keamanan Nasional berencana akan segera mengadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai kebijakan nuklir ini.
- Masa Berkabung Nasional Berlanjut Hingga Tujuh Hari Kepergian Ratu Elizabeth II
- Promosi Pariwisata Indonesia, KBRI Quito Gandeng Travel Agent Ekuador
- Batik Indonesia akan Hiasi Museum Moskow Sebulan Penuh