Sejumlah pekerjaan rumah dalam pelayanan kesehatan terkait penanggulangan kanker di tanah air harus segera dituntaskan lewat langkah nyata dan didukung semua pihak.
- Pemkot Semarang Perkuat Mitigasi Bencana dengan Berikan Sarana Pendukung bagi Relawan
- Kapolri Gandeng PUI Salurkan 15 Ribu Paket Sembako, Titip Pesan Jaga Persatuan
- Tingkatkan Pelayanan, LKPP RI Buka Layanan 24 Jam
Baca Juga
"Pencegahan kanker sangat terkait dengan upaya mewujudkan ketangguhan bangsa. Karena dengan bangsa yang sehat akan melahirkan negara yang kuat," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Rabu (8/2).
Menurut Lestari, berbagai upaya pencegahan kanker harus didekati dengan persiapan konkret untuk merealisasikan sejumlah target yang telah ditetapkan, seperti bagaimana misalnya Indonesia bisa mewujudkan bebas kanker payudara.
Penderita dan penyintas kanker, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, saat ini seringkali masih menghadapi berbagai hambatan di setiap menjalani pengobatan.
Karena itu, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, untuk membangun ketangguhan bangsa lewat upaya pencegahan dari risiko kanker, diperlukan tata kelola kesehatan yang dapat memperkecil kesenjangan dalam akses pencegahan, deteksi dini dan tahapan pengobatan.
Upaya tersebut, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem, harus mampu melibatkan semua pihak, civil society, komunitas dan swasta untuk mendorong pemerintah agar memiliki political will dalam mewujudkan sistem pencegahan dan pengobatan kanker yang memadai.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengungkapkan dari pembiayaan pengobatan penyakit katastrofik senilai Rp20 triliun pada 2022, sebesar 18%-nya untuk membiayai pengobatan kanker.
Ali mengungkapkan, pihaknya juga mendorong upaya pencegahan lewat tes skrining berkala sehingga sejumlah potensi penyakit bisa dideteksi sejak dini, disamping himbauan menerapkan pola hidup sehat dalam keseharian.
Upaya tersebut, jelas Ali, harus diwujudkan lewat gerak bersama. Dari sisi masyarakat juga harus termotivasi untuk melakukan deteksi dini dan pola hidup sehat, serta memahami sejumlah regulasi dalam layanan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Ketua Tim Kerja Kanker dan Kelainan Darah, Kemenkes RI, Sandra mengungkapkan, potensi kasus baru kanker cenderung meningkat, karena 70% kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut.
Padahal, tambahnya, bila kanker terdeteksi pada stadium I-III peluang sembuhnya bisa 9/10, sedangkan bila kanker terdeteksi pada stadium IV peluang sembuhnya hanya 1/10.
Karena itu, ujar Sandra, Kemenkes menargetkan deteksi dini terhadap 41,8 juta perempuan berusia 30 tahun-50 tahun dengan capaian kinerja hingga saat ini 20,77%.
Selain itu, tambah dia, pada tahun ini Pemerintah juga akan melakukan vaksinasi HPV di seluruh Indonesia, disamping juga ada penambahan manfaat dari JKN yang bisa membiayai pengobatan kanker paru dan usus, serta peningkatan kapasitas layanan kanker pada sejumlah rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia.
- Publik Harus Memahami Potensi Risiko yang Muncul Saat Mobilitas Masyarakat Meningkat
- Dukung Agenda G20 di Solo, Bandara Adi Soemarmo Gelar Airport Security Committee Meeting
- Feeder 3 Trans Semarang Resmi Beroperasi