Jajaran pengurus, pelatih,atlet hingga orangtua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Batang berniat berhenti serempak. Hal itu akan dilakukan jika rumor kepengurusan FPTI akan dibekukan benar terjadi.
- PSIS Semarang Waspadai Permainan Agresif Persita Tangerang
- PSIS Siap Menangkan Laga Tandang Lawan Madura United
- Ribuan Warga Tebingtinggi Sambut Obor Asian Games
Baca Juga
Niatan itu diucapkan orang tua atlet panjat tebing Dwi Retno Rahayu (54). Ia adalah ibu dari dua atlet panjat tebing Kabupaten Batang yang berprestasi.
Dua putrinya yaitu Rury (25) dan Rerynta (15) menjadi atlet andalan Kabupaten Batang. Prestasi Rury terakhir menyabet perunggu dalam Pra-Kualifikasi Pon Papua di Surabaya.
"Kalau anak saya yang Rerynta sekarang di Pelatnas Junior, jadi bagian program kemenpora untuk next Olimpiade," katanya sembari terisak, Minggu (14/1).
Ia menjelaskan niatan untuk mundur dikarenakan ada satu oknum yang menuding pengurus FPTI dengan berbagai hal. Mulai dari pemotongan bonus atlet hingga ada permintaan pelatih andalan terancam diberhentikan.
Dwi mengaku tidak terima tudingan pada pengurus hingga pelatih FPTI Batang seperti itu. Baginya, pengurus, pelatih hingga orangtua atlet selama ini sangat kompak membangun prestasi olahraga panjat tebing di Kabupaten Batang.
Bahkan, anaknya dan sejumlah atletnya rela menyisihkan sebagian dari bonus untuk berbagi dengan teman lainnya. Lalu juga untuk melengkapi kebutuhan panjat tebing.
Salah satunya adalah pembuatan boulder, media latihan boulder tersebut dibangun dalam ruangan di mess atlet panjat tebing batang.
Sehingga apabila hujan, atlet-atlet tetap bisa menjalankan program latihan
"Bukti nyatanya ada di pembuatan bolder di Mess itu, yang bikin atlet-atlet sendiri, tidak pakai tukang, mereka saling menyisahkan bonus yang mereka dapat, itu hasil dari keringat mereka," ucapnya.
Dwi menyebut bahwa selama ini jajaran pelatih dan orangtua sudah seperti keluarga. Saat tidak ada dana, tidak jarang, orangtua dan pelatih pun bahu membahu untuk kegiatan atlet agar tetap berprestasi.
"Saya tahu betul perjuangannya, karena anak saya Rerynta sudah saya ikutkan panjat tebing sejak umur dua tahun,hingga sekarang, tidak ada kami orangtua dipungut biaya latihan, saya sendiri sangat bersyukur anak-anak saya bisa bergabung di FPTI hingga berprestasi sekarang," ucapnya.
Atlet Junior peraih medali perak di kejurnas Kelompok umur dan medali emas di Porprov, M Revi Riski turut mengungkapkan pntuk anggaran pengiriman dari pemerintah daerah/Koni dalam satu tahun hanya ada beberapa kali saja (sekitar 2-3kali).
"Sedangkan kita dalam 1 tahun melaksanakan kegiatan pengiriman kompetisi lebih dari itu. Uangnya darimana? Ya dari uang swadaya atlet,pelatih,pengurus dan orangtua, semua disepakati dari hasil musyawarah serta mufakat.
“Kalau ada dipakai bareng, kalau tidak ada dicari bareng, karena pondasi kebersamaan itulah yg menjadi panjat tebing memiliki prestasi yang luar biasa walaupun dengan segala keterbatasan yang ada,baik sarana prasarana maupun anggaran," ujarnya
Atlet panjat tebing internasional asal Batang, Kiromal Khatibin pun ikut angkat bicara. Ia mengaku sudah mendengar rumor tersebut.
Ada satu oknum yang menurutnya ingin merusak kekeluargaan panjat tebing. Sepengetahuannya, masalah sudah rampung dengan yang bersangkutan.
Namun muncul rumor lagi ada permintaan pembekuan pengurusan, pemberhentian pelatih dan sebagainya. Hal itu membuatnya turut jengkel.
"Tradisi kita kalau ada bonus, kita yang juara juga memberikan apresiasi kepada teman-teman atlet yang belum juara sebagai bentuk ucapan terimakasih serta motivasi untuk mereka berlatih lebih giat dan bisa berprestasi, itu jadi hal yang sudah biasa, sesama atlet seperjuangan menjadi ajang solidarisme berbagi juga, solidaritas, jadi apa yang dilakukan oknum itu sebenarnya dia ingin merusak kekeluargaan kita, gitu," ujarnya melalu sambungan telpon.
Terkait jika ada pembekuan, Kiki menganggap hal itu tidak masuk akal. Sebab pihak FPTI Batang tidak salah.
"Kalau itupun terjadi saya dan teman-teman pindah juga, karena apa? Karena kita sudah mengorbankan dari dulu di Batang, tapi engga ada tanggapan serius bantuan ke kita. Kita emang tidak mau menjatuhkan Batang, tapi dengan kondisi seperti itu kita gak bisa milih lagi, semisal jadi dibekukan," jelasnya.
Pelatih andalan FPTI Kabupaten Batang juga tim ahli Kemenpora, Yusnita menambahkan pihak pengurus sudah punya bukti otentik penyerahan bonus seluruhnya.
Kesepakatan itu juga sudah disetujui oleh orangtua atlet lain.
"Selama ini panjat tebing Batang sangat kompak, jangan sampai satu hal ini mengorbankan atlet-atlet berprestasi kami lainnya, masih ada target prestasi lainnya dari ajang nasional hingga internasional yang seharusnya lebih penting untuk dipikirkan," pungkasnya.
- Lestarikan Bumi, Kemenag Batang Tanam 1.000 Pohon Matoa
- Menang Telak 3-0 Membuka Peluang Persibat Lolos 32 Besar
- Jaga Kenyamanan, Dishub Batang Alihkan Truk Sumbu Tiga Ke Jalan Tol