Upah Minimum Regional (UMR) tahun 2024 Kota Semarang sebesar Rp3 jutaan ramai jadi gunjingan khalayak. Ada menilai kurang, namun tak sedikit juga yang menyebut angka itu sudah pas.
- 60 Jurnalis dari Jawa Timur Kunjungi Pabrik Semen Gresik Rembang
- Dinnakerind Demak: Lamar Kerja? Ikut Pelatihan BLK Saja
- InJourney Airports Pangkas Tarif Bandara, Tiket Pesawat Lebaran 2025 Lebih Murah
Baca Juga
Menyikapi hal ini, Pengamat Ekonomi Universitas Stikubank Semarang Dr Elen Puspitasari menyebut, gaji besar atau kecil pengaruhnya paling terasa. Bahkan dapat mempengaruhi kesenjangan sosial dan memicu dampak negatif bakal dirasakan langsung.
"Gaji besar atau kecil seperti jaminan hidup akan bahagia atau menderita. Dampaknya banyak sekali, orang-orang bisa berbuat kejahatan dasarnya apa?. Merasa kurang, keinginannya tidak mampu dipenuhi, dan hidupnya tersiksa tidak seperti orang lain, lalu akhirnya menghalalkan segala cara entah menjadi pelaku kriminal, pun bisa. Sebenarnya itu termasuk realita tetapi pengaruhnya soal taraf hidup," kata Dr Elen.
Demi mengatur keuangan bulanan juga bukanlah sesuatu mudah. Elen menilai, antara penghasilan dan kebutuhan pengeluaran harus seimbang. Jika tidak, risikonya uang bulanan bisa habis sebelum waktunya, akhirnya rugi sendiri.
Oleh karena itu, dalam me-manage harus hati-hati dan untuk pengeluaran mendingan digunakan secukupnya.
Apalagi, bila anak-anak muda lulusan baru sedang mulai senang-senangnya kerja belum sepenuhnya memiliki prinsip membagi keuangan. Pasti gaya hidup di nomor satukan tidak memiliki rencana jangka panjang.
"Bahaya manajemen keuangan. Menentukan sekali selama satu bulan cukup atau tidak. Yang dipikirkan masyarakat biasanya gajian langsung dihabiskan untuk shopping di mall, nonton, atau nongkrong. Jadinya, tidak seimbang antara pemasukkan dan kebutuhan, nanti di belakang baru kepikiran, lohh kok uangku habis. Sepele kelihatannya, tetapi kehancuran finansial berawal dari hal-hal kecil semacam itu kalau tahu," terang akademisi muda ini.
Membicarakan gaji sebetulnya bisa cukup atau tidak, jelas Elen, juga dikembalikan tergantung orangnya. Hasilnya tentu saja berbeda, dengan gaji besarnya sama terkadang banyak orang bisa mencukupi kebutuhan bahkan lebih, mampu membuat taraf hidupnya naik. Semua keinginannya bisa dibeli dengan gaji seadanya.
Tetapi, banyak juga dengan gaji besar orang-orang merasa kekurangan. Maka, penting untuk mengatur finansial planning atau rencana keuangan.
"Kuncinya pengelolaan keuangan agar bisa cukup tidak sekedar untuk biaya hidup. Bisa membahagiakan diri sendiri, keluarga, dan kalau mungkin sekalian dialokasikan untuk ber-amal, itu lebih baik. Jadi, dengan gaji semakin tinggi seharusnya pengeluaran tetap pasti sisa. Namun, justru kebalikan semuanya habis untuk gaya hidup yang semakin tinggi mengikuti penghasilan karena itulah realita sekarang semuanya realistis," tandasnya.
- Team Elang Patroli Rutin, Cegah Tawuran dan Balap Liar
- Agustina Wilujeng Ajak Kalangan Muda Tanamkan Semangat Kartini
- Ini Program Penanganan Stunting Pemkot Semarang