Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Sukses, Kemendikbudristek Tertarik Kunjungi Sekolah di Kudus

Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Ariz Purwanto melihat hasil pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP N 5 Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLjateng
Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Ariz Purwanto melihat hasil pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP N 5 Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLjateng

Banyaknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri dan swasta yang berkualitas dan berprestasi di Kabupaten Kudus, memantik ketertarikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengekplor lebih dalam potensi sekolah sekolah tersebut.


Dari jumlah 218 SMP terfavorit se Indonesia yang dirilis Kemendikbudristek, sejumlah sekolah favorit berada di Kudus. Sekolah yang telag menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar ini, berhasil mempertahankan nilai antara 92 sampai 99 selama 6 tahun berturut-turut. 

Dengan prestasi yang diraih SMP di Kudus, maka Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek mengundang sejumlah awak media mengikuti press tour atau ke sejumlah sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, Senin (10/6) hingga Rabu (12/6).

Sekolah yang menjadi tujuan pertama agenda press tour, yakni Taman Kanak-kanak (TK) Masehi dan SMP Negeri 5 Kudus. Kunjungan rombongan Kemendikbudristek disambut Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus Harjuna Widada beserta jajaran.

Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Ariz Purwanto mengatakan, kunjungannya di Kudus bersama sejumlah awak media, karena ingin menginformasikan kepada publik bahwa sekolah di Kudus menerapkan Kurikulum Merdeka.

“Kami belum bisa memotret secara keseluruhan, karena Senin hari ini (10/6), baru melakukan kunjungan ke dua sekolah. Namun dari dua sekolah tersebut, kami bersama tentu sudah bisa melihat bahwa sudah ada praktik baik di sekolah itu,” ujar Ariz.

Dengan melibatkan para guru serta kepala sekolahnya, kata Ariz, Kemendibudristek berencana mengundangnya ke Jakarta. Tujuannya untuk menularkan praktik Kurikulum Merdeka, baik yang sudah berjalan.

“Harapannya, penerapan Kurikulum Merdeka dan penanganan kekerasan di sekolah, bisa ditularkan kepada sekolah lain di sekitarnya,” katanya.

Ia mencontohkan, di SMP 5 Kudus juga menerapkan pembelajaran digital serta terdapat aplikasi pengaduan soal perundungan.

Sementara itu, Kepala TK Masehi Kudus Agustin Ratna Ayuningsih mengatakan, sekolahnya sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tiga tahun yang lalu, menyusul ditetapkannya sebagai sekolah penggerak.

Dengan kurikulum merdeka, kata Agustin, anak-anak bisa menunjukkan kreativitasnya karena ada program kegiatan gelar karya.

"Bahkan, orang tua mengapresiasi karena akhirnya mengetahui kreativitas anaknya lewat gelar karya yang bisa dibawa pulang anaknya untuk ditunjukkan," terangnya.

Terpisah, Kepala SMP Negeri 5 Kudus Abdul Rochim menambahkan, sebagai sekolah yang lebih dahulu menerapkan kurikulum merdeka, kini sudah berkembang cukup pesat dan bisa bersaing dengan sekolah di kota besar.

"Kami juga memiliki aplikasi untuk mencegah perundungan karena siswa setiap saat bisa melaporkan ketika menjumpai atau mengalami perundungan. Identitas siswa juga dirahasiakan," tukasnya.

Rohim menambahkan, SMP 5 Kudus juga memiliki program khusus untuk siswa yang mengalami kesulitan akademis. Yakni melibatkan tim ahli dari kampus, terutama untuk mendeteksi ada tidaknya anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga penanganannya bisa tepat.