Peneliti BRIN Selami Palung Jawa, Eksplorasi Kekayaan Biodiversitas Laut

Istimewa
Istimewa

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menjalankan ekspedisi gabungan penyelaman antara Cina dan Indonesia di Palung Jawa.


Menggunakan kapal riset Tan Suo Yi Hao serta wahana kapal selam riset Fendouzhe, ekspedisi ini melibatkan dua penumpang dan satu pilot yang menjalankan misi penyelaman dengan kode FDZ227.

Yustian Rovi Alfiansah, seorang peneliti BRIN, menjelaskan bahwa tujuan dari ekspedisi gabungan penyelaman ini adalah untuk menggali kekayaan keanekaragaman hayati laut Indonesia.

"Penyelidikan ilmiah laut bertujuan untuk mengeksplorasi biodiversitas Laut Dalam Indonesia guna kemanfaatan bangsa dan memberikan pemahaman baru tentang geologi, biologi, serta lingkungan dari zona subduksi Sunda dan potensi dampaknya terhadap ekosistem hadal di Palung Jawa," ujar Yustian Rovi Alfiansah, peneliti pertama Indonesia yang terlibat dalam penyelaman ini, bersama Profesor Mengran Du dan pilot HOV Hongwu Luo, di Pelabuhan Tanjung Priok, pada Jumat (22/3).

Misi penyelaman FDZ227 merupakan salah satu dari 23 misi penyelaman yang dilakukan dalam rangka ekspedisi China-Indonesia Java Trench Joint Dive Expedition 2024.

Ekspedisi ini adalah kolaborasi antara Direktorat Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN dan Institute for Deep Sea Research and Engineering (IDSSE) Chinese Academy of Sciences (CAS).

Kapal riset yang digunakan memiliki panjang 94,45 meter, lebar 17,9 meter, mesin utama 12.000 tenaga kuda, dan jangkauan 10.000 mil laut.

Dukungan untuk ekspedisi ini datang dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, serta pemerintah Tiongkok melalui CAS, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok, dan Provinsi Hainan.

Ekspedisi Palung Jawa adalah bagian dari program Global Trench Exploration and Dive Program (Global TREnD).

Penelitian laut dalam ini difokuskan pada zona Hadal Palung Jawa yang membentang sepanjang 3.200 km, meliputi Sumatera Bagian Selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Peserta ekspedisi terdiri dari empat peneliti Indonesia, 15 peneliti Tiongkok, satu pihak keamanan dari Indonesia, dan 40 kru kapal riset dan HOV.

Penyelaman dimulai pada 28 Februari 2024 dan berakhir di perairan sekitar Ujung Kulon pada 22 Maret 2024.

"Saat melakukan penyelaman, kami berhasil menemukan dasar Palung Jawa dan mengambil sampel berupa tiga ekor teripang, enam sediment core, dan enam bongkahan batu. Tantangan berikutnya adalah untuk menganalisis lebih lanjut sampel yang kami peroleh, menyimpan dan menjaga sampel-sampel tersebut, mengolah data, serta membagikan hasil penelitian kami kepada publik," jelas Yustian Rovi Alfiansah.

Dia percaya bahwa melalui kerjasama antara peneliti Indonesia dan China, mereka dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang fitur Palung Jawa dari berbagai perspektif ilmiah.

"Kami berharap dapat menyebarkan informasi kepada mereka yang belum mengenal Palung Jawa. Menemukan titik terdalam merupakan pencapaian berharga. Ini adalah pengalaman yang menyentuh hati sekaligus menggetarkan. Saya ingin berterima kasih kepada Profesor Xiaotong Peng, ketua ekspedisi, yang memberikan saya kesempatan untuk menjadi peneliti Indonesia yang terlibat dalam penyelaman di Palung Jawa menggunakan HOV," tambahnya sambil mengucapkan terima kasih atas dukungan dari keluarga.