Pendarahan Gigi Anak Ditangani Lancar Berkat JKN KIS

Nadia Kalpasa (41) peserta JKN KIS Mandiri yang memperoleh manfaat pengobatan pendarahan gigi yang dialami sang anak.
Nadia Kalpasa (41) peserta JKN KIS Mandiri yang memperoleh manfaat pengobatan pendarahan gigi yang dialami sang anak.

Sebagai peserta JKN-KIS mandiri, Nadia Kalpasa (41) mengaku lega memperoleh manfaat ketika salah satu anaknya mendadak mengalami pendarahan mulut.


Kasusnya bermula saat suaminya mendapati putra kedua mereka yang berusia 6 tahun tengah tertidur, tiba-tiba ada bekas darah yang keluar dari mulutnya. Darah tersebut sudah mulai mengering dan mengenai sebagian pipi dan rambut.  

Sebagai orang tua, Nadia dan suami merasa khawatir dan bingung,  padahal sanga anak tidak sedang menjalani pengobatan atau mengonsumsi obat apapun. Anaknya hanya sempat mengeluhkan sariawan.

‘’Waktu itu pukul 11 malam, tanpa berpikir panjang, saya langsung mendatangi klinik 24 jam terdekat walaupun klinik tersebut belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Dokter jaga memberi saran untuk langsung UGD karena pendarahan cukup banyak,’’ tutur Nadia.

Esok harinya,  Nadia dan suami membawa putranya ke FKTP tempat ia terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

“Di FKTP, dokter memeriksa rahang atas anak saya  dan ditemukan 2 akar gigi yang mencuat keluar yang mana akarnya telah merobek rongga mulut. Dokter menuturkan akar gigi inilah yang menyebabkan anak saya mengalami pendarahan. Dokter pun merujuk langsung ke FKRTL agar memperoleh penanganan lebih lanjut,” ungkapnya.

Biasanya, Nadia memperoleh rujukan ke rumah sakit umum. Namun, ini kali pertamanya Nadia mendapat rujukan ke RSI Sultan Agung, yang memiliki fasilitas gigi dan mulut.

“Layanan yang diberikan sangat memuaskan bahkan terkait jadwal dokter dan tindakan medis yang akan dijalankan anak saya selalu dikonfirmasikan melalui telepon,” ujarnya.

Nadia menuturkan, dalam dua kali anaknya memperoleh perawatan di RSIGM Sultan Agung menggunakan JKN-KIS, bertemu dengan dokter yang komunikatif terhadap pasien sangat dibutuhkan oleh orang tua pasien seperti dirinya.

‘’Sebagai masyarakat awam, saya buta banyak hal mengenai medis. Namun dengan memperoleh pelayanan kesehatan dengan dokter yang komunikatif, telah memberi rasa nyaman terhadap pasien dan keluarga yang mendampingi,’’ pungkasnya.