Penataan Kawasan Makam Mbah Wahid Diminta Tiru Kudus dan Demak

KH Abdul Nasyir Asyari (Mbah Nasyir), pimpinan Pondok Pesantren Masyithoh Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga mengingatkan penataan Makam Mbah Wahid, dapat meniru Wisata Religi di Kabupaten Demak dan Kabupaten Kudus.


Hal ini disampaikan Mbah Nasyir saat audiensi tokoh agama, tokoh masyarakat,l Tingkir Lor Salatiga, dengan anggota Komisi C dan B DPRD Salatiga serta OPD terkait, di Ruang Garuda, Gedung DPRD Salatiga, Senin (18/10).

Ulama sekaligus sepuh Kota Salatiga yang setiap ceramahnya selalu mengundang gelak tawa itu menyebut, di kawasan Wisata Religi di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak terpisah dari kawasan parkir hingga UMKM.

"Kalau perlu dilakukan di buat adanya parkir menumpang di masjid. Seperti di Demak dan Kudus tempat parkir khusus," kata Mbah Nasir.

Di kawasan Wisata Tingkir, lanjut dia, juga setidaknya nanti dalam tahap penataan disediakan pula beberapa tempat istirahat di sebelah selatan Masjid Al Fudlola Tingkir Salatiga.

Jika perlu, dalam penataannya nanti juga perlu dibangun kios-kios serta warung. Hal ini perlu sebagai upaya membantu masyarakat yang berziarah saat membutuhkan air atau makanan.

"Misal di Sunan Kali Jogo dibuat warung-warung dan diangkat orang yang bisa memberikan kontribusi," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Mbah Nasir juga berharap Pemkot membangun Gapura yang kokoh sebagai simbol jika kawasan Tingkir Lor bukan hanya Desa Wisata saja tapi juga kawasan Pesantren.

"Kalau bisa 'ya' digawe Gapura dibuat Desa Wisata dan Desa Pesantren. Sehingga masyarakat yang masuk ke kawasan Tingkir Lor akan bersikap sopan santun,  menghargai orang lain, terutama dalam berpakaian," imbuhnya.

Untuk kearah sana, ia berharap semua pihak terlibat dapat saling berkoordinasi dengan masyarakat dan tokoh setempat.

Sebagai informasi, penataan kawasan Wisata Tingkir Lor, Salatiga nantinya terintegrasi dengan Makam Mbah Wahid, Kakek dari Presiden ke empat RI, K. H. Abdurrahman Wahid.