Sebanyak 20 pabrik mebel pelaku ekspor impor di Solo Raya menggelar Obral Mebel 2023 di The Park Mal, Grogol, Sukoharjo mulai 1-8 Agustus 2023.
- HUT Ke-56 BDK Karanganyar, Semangat Fighter dan Kontribusi Untuk Daerah
- Bapenda Gandeng Kejaksaan untuk Tagih PBB
- Resmi dibuka, Solo Great Sale 2024 Diharapkan Jadi Momentum UMKM 'Naik Kelas'
Baca Juga
Pengunjung mal bisa menemui berbagai mebel peralatan rumah tangga hingga pernak pernik rumah yang unik dan cozy diobral dengan harga murah. Kualitas barang sisa ekspor ini tetap terjaga dan banyak ragam.
Event ini digagas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Provinsi Jawa Tengah, dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno membuka gelaran tersebut pada Selasa (1/8).
Even ini sekaligus memeriahkan Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah yang telah resmi berubah menjadi tanggal 19 Agustus 1945. Sebelumnya, hari lahir Jateng ditetapkan pada 15 Agustus 1950 dalam Perda Nomor 7 Tahun 2004. Sehingga selama ini perayaan HUT Jateng diperingati pada tanggal 15 Agustus tersebut. Sementara perayaan pada 19 Agustus baru diperingati kali pertama pada 2023 ini.
"Sebetulnya kegiatan ini merupakan kegiatan rutin, tetapi kebetulan ini merupakan ulang tahun Jawa Tengah paling betul setelah setelah melalui proses kajian. Dengan kegiatan ini kami juga memfasilitasi dari teman-teman perajin mebel karena banyak yang terpukul karena krisis ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina," jelas Sumarno.
Dalam gelaran tersebut ada 20 tenant seluruhnya sudah terkurasi dengan baik karena merupakan perajin mebel eksportir. Sementara justru tak banyak masyarakat lokal mengetahui produk tersebut.
Sehingga Sumarno berharap pameran tersebut dapat mengenalkan produk mebel ke masyarakat umum. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan produk dari Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Soloraya (Kimkas) yang digandengnya itu.
"Potensi mebel di Jawa Tengah cukup luar biasa, sayangnya masyarakat hanya mengetahui produk mebel dari Jepara, padahal di Soloraya mebel juga cukup banyak. Di Soloraya saja saya mengenal mebel sejak 1998. Mau ke arah Purwodadi kanan kiri jalan juga mebel semua. Boyolali, Klaten, Sukoharjo, di Soloraya itu luar biasa potensinya," papar Sumarno.
Sumarno meminta para perajin juga menggarap pasar lokal karena elama ini produk mebel tersebut rata-rata hanya diekspor. Mengingat banyak masyarakat justru menggunakan produk mebel dari luar negeri. Padahal Sumarno meyakini kualitas produk dari perajin tersebut tidak kalah dengan produk luar negeri.
"Harapannya potensi ini digarap bersama-sama agar dapat mendukung program pemerintah pusat untuk mendukung produk dalam negeri." Imbuh Sumarno.
Sementara itu Marketing Manager Mitra Abadi Mebel (MAM) Novita Dewi Sartika mengatakan MAM telah aktif menggeluti dunia mebel sejak 2015, dengan pasar ekspor Eropa, Amerika dan Australia.
"Selama ini kami mengekspor ke Amerika, Eropa dan Australia. Setiap setahunnya sebelum pandemi kami mengekspor 8-10 kontainer setiap bulannya. Sementara dalam masa pemulihan setelah pandemi ini sedikit berkurang pengiriman paling hanya 50% lebih untuk ekspor. Kini kami berupaya memperkenalkan desain dari luar untuk konsumsi masyarakat lokal." papar Novita.
Novita mengakui pasar lokal baru beberapa tahun ini saja di sasarnya. Jenis furniture yang lebih banyak diminati di antaranya kabinet, buffet, bookcase, side table, dan chair. Harga yang ditawarkannya juga cukup kompetitif dimulai dengan Rp300.000 hingga kurang dari Rp2 juta dengan kualitas ekspor.
- DPRD Jawa Tengah Segera Selesaikan Rencana Program Prioritas 2025
- Dihantui Ancaman Megathrust, Sekda Jateng: Kabupaten/Kota Segera Lakukan Langkah Mitigasi
- Memberantas Stunting Sebelum Genting