Untuk mengurangi pertumbuhan angka orang yang hidup dengan
diabetes di daerah perkotaan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja
sama dengan perusahaan kesehatan Global Novo Nordisk Indonesia, Kedutaan
Besar Denmark dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).
- Bupati : Vaksin Covid-19 Jadi Fokus Utama, Vaksin Rutin Jalan Terus
- Pemkot Semarang Tekan Stunting dengan Program Dapur Sehat
- Targetkan Zero Stunting, Wawali Solo : Perlu Juga Merubah Mindset Warga
Baca Juga
"Saya memahami bahwa Cities Changing Diabetes termasuk di dalamnya pemetaan dimana kita melakukan riset dan fakta atas diabetes di Jakarta. Selain itu, dilakukan pula aksi tindakan nyata dengan pemangku kepentingan terkait yang tidak hanya mengubah arah kebijakan kita, tetapi juga bagaimana gaya hidup," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/8).
Kerja sama ini sendiri mulai diresmikan dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan perusahaan Global Novo Nordisk Indonesia.
"Kita pastikan bahwa MOU ini tidak boleh menjadi MOU yang tidur. Ini harus menjadi MoU yang aktif. Oleh karena itu, sesudah ini semua pihak yang terkait dengan urusan diabetes segera action (bertindak)," tambah Anies.
Sebagai informasi, berdasarkan data diabetes atlas edisi 8, federasi diabetes internasional memperkirakan bahwa 10,3 juta orang menderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2017 dan memprediksi akan bertambah menjadi 16,7 juta orang di tahun 2045, ditambah dengan banyaknya penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan terlebih di DKI Jakarta.
Dengan data tersebut
Anies berharap jika kerja sama ini mampu memberikan dan berdampak bagi
generasi muda Indonesia tentang pentingnya penyakit diabetes.
- SehatQ Gandeng Viva Apotek Permudah Layanan Kesehatan Masyarakat
- RSU dr. Soetrasno Rembang Siap Tampung Pasien Caleg Depresi Gara-gara Kalah Pemilu
- Program Vaksinasi Merdeka Candi Berakhir, 311.439 Warga Tervaksinasi