Pemprov Akan  Upayakan Rekayasa Cuaca

Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Saat Mengecek Lokasi Banjir Dan Sejumlah Rumah Pompa Di Kota Semarang Didampingi Oleh Wali Kota Semarang, Jumat, (15/03). Umar Dani/RMOLJateng
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Saat Mengecek Lokasi Banjir Dan Sejumlah Rumah Pompa Di Kota Semarang Didampingi Oleh Wali Kota Semarang, Jumat, (15/03). Umar Dani/RMOLJateng

SEMARANG –  Rekayasa cuaca akan disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah guna mengantisipasi potensi terjadinya cuaca ekstrem.


Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana saat mengecek lokasi banjir dan sejumlah rumah pompa di Kota Semarang, Jumat, (15/03)

Menurut Nana, dalam satu minggu ke depan cuaca ekstrem di Jawa Tengah masih mungkin terjadi sehingga perlu dilakukan antisipasi. Ia menyebutkan adanya upaya seperti rekayasa cuaca yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Rencananya hari ini ada rapat bersama antara Pemprov Jateng, BNPB dan BMKG terkait penanganan dan antisipasi bencana akibat cuaca ekstrem di Jawa Tengah" kata Nana.

Dia mengatakan hari ini BNPB datang dan akan melakukan rapat juga dengan BMKG terkait kebutuhan yang diperlukan daerah dan juga upaya rekayasa cuaca, sehingga intensitas curah hujan bisa dialihkan.

Beberapa daerah di Jawa Tengah yang menjadi perhatian adalah wilayah Pantura. Wilayah itu termasuk Kota Semarang, Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, Pekalongan. Hal ini mengingat bencana banjir sudah terjadi di daerah tersebut. Selain itu lokasi rawan longsor yang perlu diperhatikan seperti Banjarnegara, Wonosobo, dan Pemalang.

Terkait kondisi banjir di Kota Semarang, secara umum sudah banyak lokasi yang surut. Termasuk beberapa lokasi yang dikunjungi Nana Sudjana seperti Stasiun Semarang Tawang, sekitar Banjir Kanal Timur, dan sekitar Banjir Kanal Barat (Madukoro).

"Kemarin sempat viral. Semarang seperti lautan. Sekarang sudah surut, tadi pengungsi juga sudah ada yang kembali ke rumah. Tadi ke Stasiun Tawang sudah normal, sudah beroperasi,” ujarnya.

Nana menjelaskan, di Kota Semarang terdapat setidaknya 38 pompa air. Terdiri atas 10 pompa milik BBWS, 17 pompa milik Pemkot Semarang, dan 1 pompa air milik Pemprov Jateng. Seluruh pompa tersebut berfungsi normal saat curah hujan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang.

"Seluruh pompa normal. Cuma karena curah hujan yang tinggi dan ditambah dengan banjir rob, sehingga memang perlu waktu. Pompa tetap berjalan, tapi butuh waktu dan baru tadi pagi, Semarang bisa surut," jelasnya.

Nana menjelaskan, bencana banjir di Kota Semarang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi selama berhari-hari dan sepanjang hari. 

"Kemudian juga ada pengaruh rob dan pengaruh dari penurunan muka tanah," jelasnya.