Permintaan pemotongan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Salatiga milik Pemkot dibawah naungan Dinas Pangan dan Peternakan Salatiga, pada hari H Idul Adha 'membludak', Minggu (10/7).
- Polsek Argomulyo Tertibkan Siswa Pengguna Knalpot Brong di SMA Negeri 2 Salatiga
- Pemkot Solo Tambah Lokasi Isoter di Beteng Vastenberg
- Polres Kebumen Gencarkan Sosialisasi Aplikasi Peduli Lindungi
Baca Juga
Permintaan dari warga ini dengan tarif yang telah ditentukan. Alasannya sederhana, pilihan alternatif warga yang tak ingin direpotkan di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
"Kami lebih memilih di RPH untuk penyembelihan hewan kurban karena di tempat kami tidak memiliki tempat (pemotongan/penyembelihan). Selain itu, sarana prasarana di RPH lengkap baik air, tempat perebusan atau penguburan. Yang pasti biar tidak ribet," kata Sri Widi Supatmo, Sekretaris Masjid RW III Kalicacing Salatiga kepada RMOLJateng saat ditemui di RPH Salatiga, Minggu (10/7).
Disampaikan Sri Widi Supatmo, pemesanan pemotongan di RPH Salatiga jauh hari yakni dua minggu sebelum hari H perayaan Idul Adha.
Terkait harga, Sri Widi Supatmo tak menjadi masalah. Pasalnya, harga potong sama dengan tahun-tahun lalu sebelum adanya wabah PMK.
Yang pasti, hewan yang disembelih di RPH ada jaminan tenaga pemotong/penyembelihan, daging telah dinyatakan bersih dan layak konsumsi.
"Untuk satu ekor sapi Rp 450 ribu, sedangkan untuk kambing dan domba Tp 75 ribu per ekor," ungkapnya.
Kepala Dispangtan Salatiga Henny Mulyani saat dikonfirmasi menyebutkan, banyaknya warga yang melakukan pemotongan hewan kurban di RPH karena tidak ingin susah dengan tempat.
"Dengah adanya wabah PMK, warga sebenarnya tidak ingin ribet. Di RPH sendiri kita jamin bahwa hewan telah mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), menjamin daging hiegienies," terang Henny.
Terkait harga, Henny menjelaskan mulai dari masuk ke RPH telah dikenai restribuai Rp 25 ribu. Hanya saja, selama Hari Raya Idul Adha, restribusi di tindakan alias gratis.
Sedangkan harga standar yang ditentukan tenaga / 'tukang kelet' (menguliti) dibawa binaan Dispangtan Salatiga untuk satu ekor Sapi jika permintaan dikuliti sampai dengan bersih sebesar Rp 350 ribu.
Sedangkan permintaan dilakukan sampai dengan pencacahan daging per ekor sapi sebesar Rp 500 ribu sedangkan untuk domba/ kambing 150 ribu per ekornya.
"Untuk tenaga rebus, kubur kalau di temukan hewan itu PMK Rp 200 ribu per ekornya," terangnya.
Saat ada tarif yang lebih tinggi hingga ribu 459 ribu ekor sapi, Henny menjelaskan hal tersebut bisa terjadi jika kelompok warga memiliki tukang kelet sendiri yang sudah menjadi langganan.
Hingga siang hari, permintaan pemotongan di RPH Salatiga terus bertambah. Dari pantauan, warga datang dengan mengenakan seragam berbeda sebagai identitas masing-masing kelompok Takmir Masjid.
- Kalapas Batang Buka Peluang Narapidana Jadi Anggota Pramuka
- Bencana Usai, Pos Tanggap Bencana BPBD Grobogan Ditarik ke Pos Induk
- Trabas Kamtibmas Jadi Role Model Pengenalan Pariwisata Kudus