Pemkot Semarang Usulkan Pembangunan Groundsill di Wilayah Atas Guna Atasi Banjir

Pemerintah Kota Semarang terus berupaya mencari solusi penanganan banjir terutama yang baru-baru saja terjadi seperti di wilayah Meteseh Kecamatan Tembalang. Penanganan banjir juga tidak dilakukan oleh Pemkot Semarang saja namun berkolaborasi dengan wilayah tetangga seperti Kabupaten Semarang dengan melibatkan pemerintah pusat.


Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan jika saat ini Pemkot Semarang tengah mengusulkan pembangunan groundsill yang seharusnya dibangun di hulu sungai untuk mencegah terjadinya banjir di Semarang. Iswar menjelaskan jika groundsill sendiri adalah sebuah bangunan yang didirikan melintangi sungai. Tujuannya agar bagian bawah sungai tidak mengalami penurunan secara berlebihan.

Groundsill ini nantinya bisa dibangun di Sungai Mluweh di Kecamatan Ungaran Tikur, Kabupaten Semarang, yang merupakan induk dari Sungai Babon yang mengaliri daerah aliran sungai (DAS) ke daerah hulu yakni sungai pengkol.

Iswar menyampaikan penanganan banjir di Semarang bagian atas tidak bisa dilakukan di titik banjirnya saja namun juga harus ada penanganan di hulu sungai. Untuk itu Pemkot mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk adanya pembangunan Groundsill di daerah hulu.

”Kami menyampaikan beberapa usulan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi karena ini lintas kabupaten, sungainya milik BBWS,” kata Iswar saat mendampingi Walikota Semarang meninjau Sungai Mluweh, Rabu (1/2).

Lebih jelas, Iswar menyebut jika energi sungai dan daya rusak sungai tersebut memang tergolong tinggi. Maka memang perlu adanya konstruksi untuk meminimalisir jebolnya tanggul karena adanya enegri yang tinggi. Ia berharap dengan adanya pembangunan Groundsill akan bisa mengurangi energi sungai serta mengurangi daya rusak.

“Dari atas kami buat groundshill untuk mengurangi energi. Jangan sampai air bablas ke bawah,” ungkapnya. 

Iswar menyampaikan usulan pembangunan Groundsill ini juga mempertimbangkan karakter sungai, karena untuk membangun dam atau bendungan dirasa cukup sulit pada kondisi sungai tersebut. Pembanguann Groundsill ini diharapkan menjadi solusi alternatif untuk pencegahan banjir di Semarang bawah.

“Kalau melihat karakter sungai ini susah untuk membuat dam. Berbeda dengan yang di Jatibarang, ada kolam untuk dibuat dam. Kalau ini saya kira cukup dengan groundsil,” jelasnya. 

Pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang dan konsultan memang tengah membahas tentang pembangunan Groundsill. Harapannya pembahasan tersebut bisa diteruskan ke pusat agar segera bisa dilakukan kajian dan pembangunan.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Operasional BBWS Pemali Juana, Andi Sofyan menyampaikan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan jajarannya terkait dengan usulan yang diajukan oleh Pemkot Semarang. Pasalnya memang sebelum ada pembangunan, perlu adanya kajian terlebih dahulu.

”Nanti dilakukan kajian dulu. Saat ini, ada beberapa kajian di sungai-sungai BBWS,” kata Andi. 

Ia mengatakan jika saat ini BBWS tengah melakukan penanganan darurat untuk mengurangi reduksi banjir salah satunya dengan pembuatan tanggul sementara di Dinar Indah. Pihaknya juga melakukan penambahan pintu di rumah pompa Tenggang dan Sringin.

“Kalau sungai Mluweh ini bagian dari Sungai Penggaron. Di hulu, dibagi ke BKT, Babon, dan Demak. Cuma, memang kare a ini lintas daerah harus ditangani konprehensif,” paparnya.