Pemerintah Kota Semarang melakukan pendataan ulang kepada para pedagang yang telah menempati lapak di Johar Tengah dan Johar Utara pada Rabu (16/2).
- Damkar Perpanjang Masa Tanggap Darurat di TPA Jatibarang
- Damkar Gunakan BTT Sebesar Rp1,9 Miliar Guna Perbarui Peralatan Pemadaman
- Tingginya Kasus Kebakaran Selama Kemarau, Damkar Ingatkan Warga Tidak Sembarangan Bakar Sampah
Baca Juga
Pendataan dilakukan oleh Dinas Perdagangan yang didampingi Satpol PP Kota Semarang bersama Persatuan Pedagang dan Jasa (PPJ) Kota Semarang, Koramil Semarang Tengah dan Polsek Semarang Tengah.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurkholis mengatakan pendataan yang dilakukan kali ini adalah tindak lanjut dari beberapa kali pertemuan yang dilakukan pihaknya bersama perwakilan pedagang. Kali ini pendataan yang dilakukan adalah mendata pedagang Yaik yang menempati Johar Utara dan Johar Tengah.
Dari hasil pendataan tidak semua pedagang Yaik yang telah menempati lapak mau pindah ke basement alun-alun. Pihak Dinas Perdagangan juga tidak memaksa kepada para pedagang yang memang tidak mau pindah.
“Pertama kita adalah memetakan mana yang di Johar Utara, Tengah dan Selatan kira-kira mana yang mana yang bisa dimasukin untuk pedagang yang belum mendapat lapak sesuai konsep kemarin jadi prioritas yang memang pedagang aslinya. Kita tetap melihat kondisi dilapangan jadi tidak serta merta dipindah begitu saja,” kata Nurkholis kepada RMOLJateng, Rabu (16/2).
Dari data yang telah dihimpun untuk Johar Utara dari 17 register ada 11 orang yang tidak mau pindah, 2 orang yang mau pindah dan 4 lainnya kosong.
Untuk Johar Tengah lantai 1 ada 89 register dengan rincian 7 orang mau pindah, 58 orang tidak mau pindah dan 24 kosong. Sedangkan untuk Johar Tengah lantai 2, dari total 168 register ada 39 orang yang tidak mau pindah, 26 orang yang mau pindah dan 103 kosong.
Sementara untuk pedagang Yaik yang berada di Johar Selatan rencananya akan dilakukan pendataan besok Jumat (18/2). Selain mendata pedagang yang sudah menempati lapak, pihaknya juga mendata lapak yang masih kosong atau belum ditempati para pedagang yang sudah mendapat undian lapak.
“Yang dari kelompok Yaik kan memang seharusnya ada di Basement Alun-alun untuk sementara dan kita lihat jumlah lapaknya dengan jumlah pedagang,” jelasnya.
Sementara itu salah seorang pedagang konveksi, Anjar mengaku bingung dengan pendataan ulang yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan. Dia mengaku memang berasal dari Yaik Baru dan saat pengundian lapak mendapatkan lapak di Johar Tengah lantai 2.
Saat ditanya petugas apakah dirinya mau pindah atau tetap mau berada di lapaknya saat ini, Anjar mengaku bingung hendak menjawab apa. Namun jika semua pedagang Yaik harus pindah maka dia akan mengikuti aturan untuk ikut pindah.
“Kalau memang semua pindah kami mau tapi kalau separo separo tidak mau,” kata Anjar.
Ia mengaku sudah hampir dua bulan menempati lapaknya saat ini. Bahkan di lapak miliknya juga sudah dipasang rak-rak tambahan untuk menunjang display dagangannya.
“Kalau harus balik ke Yaik ya kita rugi karena sudah dipasang rak disini dan sudah dibenahi,” ungkapnya.
Ketua Persatuan Pedagang dan Jasa (PPJ) Kota Semarang, Mudasir mengaku lega karena Pemerintah Kota Semarang mau mendengar aspirasi dari para pedagang dengan melakukan penataan ulang.
Dirinya mengakui jika dilapangan pasti tidak semua pedagang setuju dengan adanya penataan ulang ini. Namun pihaknya mengaku terus melakukan komunikasi antar kelompok dengan baik untuk menemukan jalan terbaik bagi penataan Pasar Johar.
- Damkar Perpanjang Masa Tanggap Darurat di TPA Jatibarang
- Damkar Gunakan BTT Sebesar Rp1,9 Miliar Guna Perbarui Peralatan Pemadaman
- Tingginya Kasus Kebakaran Selama Kemarau, Damkar Ingatkan Warga Tidak Sembarangan Bakar Sampah