Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberikan sejumlah bantuan berupa uang tunai dan barang-barang bagi 95 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir bandang di Perumahan Wahyu Utomo Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan.
- Mbak Ita Optimistis Kunjungan Wisata di Kota Semarang Meningkat Saat Akhir Tahun
- Harga Beras Merangkak Naik, Wali Kota Semarang Minta 'Garang Asem' Digencarkan
- Sidak Reservoir PDAM, Wali Kota Semarang Sebut Persediaan Air Cukup Sampai Desember
Baca Juga
Plt Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu membagikan langsung bantuan secara simbolis kepada warga di Masjid Baitul Muttaqin Komplek Perumahan Wahyu Utomo pada Rabu (9/11) malam. Ita, sapaan akrabnya, menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor yang menimpa warga di Kota Semarang seperti di wilayah Kelurahan Wonosari, Mangunharjo, Jatibarang dan di Perumahan Wahyu Utomo ini.
Selain memberikan bantuan, Pemkot Semarang juga akan melakukan pembersihan lingkungan yang terdampak banjir maupun tanah longsor hingga benar-benar bersih. Sementara untuk wilayah Wahyu Utomo sendiri, Ita mengaku progres pembersihannya sudah 95 persen.
“Saya turut prihatin atas musibah ini. Tapi Pemkot langsung cepat tanggap, kami bersama berbagai pihak termasuk TNI POLRI juga para relawan langsung turun untuk memberikan bantuan hingga detik ini. Kami pastikan semua wilayah akan kembali bersih seperti sedia kala,” tutur Ita.
Selain bantuan tersebut, Pemkot juga menyediakan dapur umum yang menyediakan makanan untuk warga terdampak sejak pasca kejadian banjir bandang. Bahkan pihaknya juga menyiapkan jasa Laundry bagi warga. Hingga saat ini sudah ada 110 kilogram baju-baju warga terdampak untuk dilaundry dan dipastikan semua biaya dibebankan pada pemerintah.
“Namanya musibah banjir bandang, ga bisa masak karena kompor rusak, baju-baju semua basah dan kotor, makanya setelah kejadian kita sudah siapkan dapur umum makan tiga kali sehari dan juga Laundry,” bebernya.
Pihaknya juga meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk segera melakukan perbaikan talud yang rusak akibat terjangan air sungai tersebut. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali, terlebih saat ini memang sudah memasuki musim penghujan.
“Saya sudah minta Pak Hisam (Kabid SDA DPU) untuk gerak cepat memperbaiki talud yang rusak akibat hantaman air dan semoga bisa segera diselesaikan,” tuturnya.
Salah seorang warga RT 9 RW 9 Perumahan Wahyu Utomo, Abdul Karim dibalik kesedihannya atas musibah ini ia juga mengaku senang mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Semarang. Ia meminta kepada Pemkot untuk bisa mengembalikan kawasan Wahyu Utomo bersih lagi seperti sebelum kejadian bencana tersebut.
“Kami sangat sedih tapi senang diperhatikan seperti ini. Kami minta Pemkot lakukan pembersihan sampai benar-benar bersih dan bebas dari lumpur dan sampah,” ucapnya.
Meski dalam kondisi sulit karena merasakan dampak banjir bandang yang dirasa lebih besar dibanding yang terjadi pada tahun 2017 silam, namun ia tidka merasa sendiri karena bantuan terus mengalir.
“Kami ga kekurangan makanan. Pagi, siang, malam selalu ada makanan yang siap kami santap,” ungkapnya.
Sementara itu bantuan uang tunai yang diberikan kepada warga terdampak disesuaikan dengan aturan yang ada di Perwal. Sebanyak 91 KK masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar Rp 5 juta dan 4 KK lainnya mendapatkan masing-masing Rp 10 juta.
- Mbak Ita Optimistis Kunjungan Wisata di Kota Semarang Meningkat Saat Akhir Tahun
- Harga Beras Merangkak Naik, Wali Kota Semarang Minta 'Garang Asem' Digencarkan
- Sidak Reservoir PDAM, Wali Kota Semarang Sebut Persediaan Air Cukup Sampai Desember