- Apakah Ormas Berhak Menjadi Negara Di Dalam Negara?
- Membawa Agama Yang Ekologis Dan Penuh Kasih
- Kedaulatan Udara: Paradoks Indonesia Delegasikan Pengelolaan Udara Kepada Singapura
Baca Juga
Kendal - Pemerhati Ketenagakerjaan Dani Satria mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mewaspadai dampak dari kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Dikhawatirkan, kebijakan tarif impor Trump sebesar 32% terhadap produk Indonesia tersebut dapat membebani industri ekspor sehingga berpotensi terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor industri padat karya.
"Pemerintah perlu waspada terhadap dampak dari kebijakan tarif impor Trump ini. Meskipun Indonesia adalah negara yang berdikari, pemerintah tetap harus mengantisipasi risiko gelombang PHK besar-besaran yang kemungkinan bisa terjadi," kata Pemerhati ketenagakerjaan, Dani Satria, melalui siaran persnya di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (24/04).
Menurut Dani, kenaikan tarif ini cenderung akan membuat produk Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar AS, sehingga dapat mengancam keberlangsungan usaha dan lapangan kerja. Ditambah lagi, saat ini mata uang Rupiah juga sedang kehilangan daya saingnya di kancah global, tercermin dari nilai tukarnya yang kian melemah terhadap mata uang utama dunia seperti dolar Amerika Serikat.
"Saat ini kita sedang menghadapi permasalahan serius dalam bidang ekonomi dan ketenagakerjaan. Dari aspek ketenagakerjaan, misalnya perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang juga memiliki risiko Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) hingga eksploitasi di beberapa negara. Permasalahan ini mencerminkan kondisi domestik yang belum sepenuhnya mampu menyediakan lapangan kerja yang layak, sehingga banyak warga mencari peluang ke luar negeri meski dengan risiko tinggi," imbuh Dani
International Monetary Fund (IMF) memperkirakan tingkat pengangguran di Indonesia akan meningkat menjadi 5% pada tahun 2025 dan naik lagi menjadi 5,1% pada tahun 2026. Proyeksi ini menunjukkan kenaikan, dibandingkan angka pengangguran tahun 2024 yang berada di level 4,9%.
"IMF memperkirakan persentase pengangguran RI akan mengalami peningkatan di 2025. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah agar terus waspada supaya angka pengangguran nasional dapat ditekan," pungkas Dani.
*) Dani Satria, Pemerhati Hal Ketenagakerjaan, Tinggal Di Kendal
- Resmikan Ruang Rawat Inap Baru, Bupati Blora Ajak Insan RSUD dr. R. Soetijono Beri Pelayanan Terbaik
- Jadikah Rencana Pemekaran Wilayah Jawa Tengah? Begini Rencana Pemprov Jateng
- Geger! Penemuan Bayi Di Desa Maribaya, Polisi Masih Dalami Motif