Disertasi tentang pemasaran obat tak sesuai label mengantarkan Sari Wijayati sah menyandang gelar Doktor Manajemen (DM) dalam Program Studi (Prodi) DM Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
- Effleurage Massage Robot Ringankan Nyeri Kontraksi Jelang Persalinan
- 10 Tahun NUNI, UKSW Gelar Donor Darah
- Peran Program Guru Penggerak Ciptakan Pembelajaran di Sekolah Menyenangkan
Baca Juga
Dengan Indeks Prestasi kumulatif (IPK) 3.92 atau Cumlaude, Dosen Kewirausahaan Institut Teknologi dan Bisnis Kristen Bukit Pengharapan (IKBP) ini menjadi lulusan Prodi DM ke-62.
Mengangkat judul "Menciptakan Keunggulan Kompetitif Pemasaran Obat Tak Sesuai Label Pada Perusahaan Farmasi Multinasional", Sari Wijayati melakukan paparan di Ruang Probowinoto Gedung G UKSW.
Usai yudisium, Sari Wijayati menyebutkan obat tak sesuai label menjadi pilihan bagi pelanggan untuk memberikan terapi yang terbaik bagi pasiennya.
"Karena standar lini pengobatan yang sudah tidak memadai ataupun faktor situasional seperti pandemi Covid-19," ungkapnya, Selasa (29/8).
Dekan FEB Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak., memimpin jalannya yudisium didampingi Promotor Prof. John J.O.I Ihalauw, S.E., Ph.D., dan Ko-Promotor Dr. Linda Kusuma, SE., MM. Di hadapan para penguji yang terdiri dari Dr. Antonius Surjo Abdi, SE, MM., Albert Kriestian N.A.N., SE., MM., Ph.D, dan Yenny Purwati, SE., MBA., Ph.D., Sari Wijayanti memaparkan hasil disertasinya.
Ia menerangkan, bagi perusahaan farmasi multinasional hal ini merupakan peluang untuk meningkatkan penjualan karena adanya peresepan obat tak sesuai label.
Beberapa alasan perusahaan farmasi di Indonesia menerapkan pemasaran obat tak sesuai label adalah adanya tuntutan target penjualan.
"Selain itu, belum adanya persetujuan dari pemerintah dan clinical trial dari pelanggan, serta situasi yang tidak dapat dikendalikan seperti pandemi Covid-19," ujarnya.
Terkait persoalan penelitian kedua mengenai implementasi pemasaran obat tak sesuai label pada perusahaan farmasi multinasional di Indonesia, Sri menilai diperlukan pemimpin opini utama untuk memberi masukan mengenai produk baru dalam melakukan clinical trial didukung dengan advisory board.
Selain itu, juga terjadinya perang konsep antar perusahaan farmasi yang mendorong peresepan obat tak sesuai label, serta memperhatikan dan membidik segmen pasar yang dituju untuk meningkatkan penjualan.
Persoalan penelitian ketiga mengenai dampak pemasaran obat tak sesuai label pada perusahaan farmasi multinasional di Indonesia adalah adanya tuntutan target penjualan membuat departemen pemasaran melakukan penyesuaian strategi dan taktik. Selain itu juga pertumbuhan pasar yang terbatas.
"Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa pemasaran obat tak sesuai label memberikan kontribusi terhadap penjualan. Pemasaran obat tak sesuai label ini untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang tidak dapat dipenuhi oleh produk lain untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien," pungkas wanita asal Salatiga ini.
- Indonesia Cenderung Lakukan Politik Pragmatis, Prof Aidul Fitriciada: Wacana Masa Jabatan Presiden 3 Periode Langgar UUD
- Mendesak, TNI AD Membutuhkan Parohkat Berkualifikasi Pastor Tertahbis
- Kwarcab Pemalang Persiapkan Generasi Siap SiagaTanggap Bencana