Membesar di kampus, tapi mengecil di daerah. Berangkat dari satu kalimat tersebut, anak muda dari Sragen ini punya mimpi besar untuk daerahnya.
- Iptu Totong Buka Usaha Bibit Cabai, Bantu Tingkatkan Ekonomi Warga
- Mila Kunis, Suami Sayang Anak Demi Moore
- Suroto, 'Si Pendiam' Namun Tegas Soal Supremasi Hukum
Baca Juga
Lutfiana Paseban Jati (20) adalah Mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mendirikan sekaligus founder dari komunitas Sragen Rumah Kita (SRK).
SRK adalah komunitas yang beranggotakan para mahasiswa dari Sragen yang tersebar diberbagai kota untuk berperan aktif, menginspirasi dan mengabdikan diri untuk Sragen dalam tiga pilar yaitu Social Movement, Education Empowerment dan Youth Development.
Awal mulanya Lutfi berpikiran bahwa komunitas-komunitas yang sudah ada di Sragen belum terlalu fokus pada bidang pendidikan, maka ia ingin ada komunitas yang bisa mengedukasi, ditambah dengan bidang sosial dan kepemudaan.
Dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa dari Sragen yang kebetulan kuliah satu kota dengannya, Luthfi mendirikan SRK.
Luthfi mengatakan, tujuan adanya SRK ini tentu untuk memberdayakan masyarakat, selain itu ia ingin ada kontribusi, aksi nyata dari generasi muda untuk Sragen.
Meskipun untuk saat ini kontribusinya masih kecil dan belum booming. Namun step by step, mulai dari langkah kecil asalkan kontributif dan continue. Bukan kontribusi yang besar lalu tidak ada tindak lanjutnya.
Alasan mengapa Luthfi merekrut para anggota dan volunteer utamanya dari kalangan mahasiswa karena ia merasa teman-temannya sering beralasan tidak pulang karena ada kegiatan dikampus.
Saya ingin alasan ada kegiatan dikampus diganti dengan saya mau pulang karena ada kegiatan dirumah, jadi Sragen adalah alasan untuk pulang dan mengabdi," ujar Luthfi.
Didirikan pada bulan Juni 2018, sementara ini SRK sudah melakukan dua kegiatan pada pilar Education Empowerment. Pertama ; Gerakan 200 Tumbler di SD Negeri Sidokerto.
Kegiatan ini adalah upaya pengurangan penggunaan plastik. Selain bagi-bagi tumbler atau botol minum, anggota SRK juga mengedukasi siswa-siswa tentang dampak penggunaan sampah plastik bagi lingkungan.
Kegiatan kedua Sabtu Yang Ditunggu. Kegiatan ini berupa mengajar anak-anak di daerah terpencil yang terletak di desa Kembang, kecamatan Sambirejo setiap dua minggu sekali pada hari Sabtu.
Para anggota dan volunteer mengajarkan apa saja yang belum tentu didapatkan anak-anak disekolah, seperti membaca dan menulis bagi yang kurang lancar, pentingnya menjaga lingkungan, bahasa inggris, pengenalan TIK dan games yang mengedukasi dan tentunya menyenangkan.
Karena letak desa yang terpencil, sekolah mereka sangat minim fasilitas, sedikit murid dan kurang maksimalnya tenaga pendidik. Luthfi mengungkapkan, teori saja tak cukup, mental anak-anakpun harus dibangun mulai dari kecil.
Melakukan berbagai kegiatan tentu memerlukan biaya, dengan memanfaatkan media sosial banyak pihak yang menyalurkan donasi.
Awal didirikan, dana yang kita miliki adalah nol. Tapi saya yakin kalau ini memang niat kita untuk mensejahterakan masyarakat, membantu anak-anak pasti ada jalannya. Dan Alhamdulillah, selalu ada donasi yang masuk," terang Luthfi.
Seperti kegiatan tumbler, donasi melebihi dari harapan, terus juga untuk Sabtu Yang Ditunggu donasi masih terus berjalan.
"Kita yakin masih banyak orang-orang yang mau bantu, kita ingin menjembatani orang-orang yang ingin berdonasi, ingin berkontribusi apa sih yang bisa aku lakuin buat pendidikan di Sragen dan dengan donasi ini memang membantu banget buat kegiatan kita," tambah Luthfi.
Harapan Luthfi, SRK tetap berdiri entah siapapun nanti yang pada akhirnya akan memimpin dan semoga selalu ada penerusnya.
Saat ini SRK masih perlu belajar banyak, karena memang usianya masih sangat muda. Dan aku melihat potensi teman-teman semua, Penginnya ya tetap berkontribusi walau tidak besar tapi harus tetap continue, karena Sragen itu butuh SRK dan SRK itu untuk Sragen," tutup Luthfi.
- Selamatkan Marwah Organisasi, PWI Jateng Desak Percepatan Penyelesaian Masalah di PWI Pusat
- Silaturahmi Para ASN: Ade Bhakti Datangi Mbak Ita Saat Open House Di Balaikota
- Uswatun Mufti, Perempuan Sukses di Balik Produk Zoefa Snack