Pedagang Keluhkan Harga Daging Ayam Naik

Dalam sepekan terakhir ini, harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kendal terus merangkak naik.


Salah satunya di pasar tradisional pasar Kendal. Sejumlah lapak pedagang nampak sepi pembeli dan para pedagang hanya duduk santai sembari menunggu datangnya pembeli, Senin(7/3).

Sumi salah satu pedagang daging ayam mengatakan harga daging ayam terus merangkak naik dalam seminggu. "Harga daging ayam dalam seminggu ini sudah naik. Harga ayam naik ya pembelinya otomatis menurun berkurang," katanya.

Padahal selama ini pasokan atau stok ayam yang dikirim dari sentra peternak ayam tercukupi.

"Stok ayamnya ada terus banyak. Saya juga ngga tahu ini naiknya karena apa," terangnya.

Sumi menjelaskan, harga daging ayam mengalami kenaikan antara Rp 1000 hingga Rp 5000 per kilogramnya.  Seperti daging ayam sayur yang naik dari Rp33 ribu menjadi Rp34 ribu, harga daging ayam petelor dari harga Rp50 ribu naik menjadi Rp55 ribu. 

Sementara untuk daging ayam kampung biasanya dibandrol dengan harga Rp60 ribu kini naik menjadi Rp65 ribu. 

"Harga-harga daging ayam naik semua dari Rp1000 sampai Rp5000 per kilogram. Ayam sayur naik dari Rp33 ribu jadi Rp34 ribu, ayam petelur dari harga Rp50 ribu jadi Rp55 ribu. Untuk ayam kampung dari Rp60 ribu jadi Rp65 ribu tapi ya peminatnya sedikit karena mahal," jelasnya. 

Naiknya harga daging ayam sangat berdampak pada omzet penjualan. Omzet penjualan daging ayam menurun karena daya beli masyarakat yang juga menurun.

Sumi yang setiap harinya bisa menjual 35 ekor ayam kini hanya bisa menjual 25 ekor. 

"Kalau kondisi sekarang ya paling banyak cuma bisa jual dua puluh lima ekor saja padahal sebelum harganya naik bisa jual sampai tiga puluh lima. Lagi sepi yang beli ya omzet saya juga turun," keluhnya. 

Sumi berharap pemerintah bisa mengintervensi untuk mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok termasuk harga daging ayam menjelang Lebaran. 

"Harga daging ayam pasti akan naik terus sampai mau lebaran. Saya berharap pemerintah terutama Pak Jokowi bisa mengendalikan harga daging ayam dan harga kebutuhan pokok lainnya," harapnya. 

Kenaikan harga daging ayam mulai dikeluhkan oleh sejumlah pembeli yang sebagian besar adalah pengusaha makanan.

Salah satu pembeli Nur Hidayah yang merupakan pemilik warung makan mengatakan, adanya kenaikan ini biasa membeli daging ayam 3 kg kini hanya 1,5 kg saja. Ini dilakukan karena pembeli masakan khususnya lauk ayam mulai berkurang. 

"Berhubung harganya naik dan yang beli lauk ayam juga menurun ya saya beli ayamnya cuma 1,5 kilogram saja. Yang beli turun sampai 60 persen," katanya. 

Nur sengaja tidak menaikan harga masakan olahannya tapi menyiasati dengan mengurangi porsi penggunaan daging ayam.

“Kenaikan ini tentu sedikit banyak berdampak kepada kita pengusaha makanan, tapi saya tidak menaikan harga melainkan saya mengurangi porsi daging ayam. Sengaja memang saya tidak menaikan karena takut nanti pelanggan bisa lari," ungkapnya.

Adapun untuk kenaikan harga saat ini diharapkan oleh pembeli dapat segara stabil kembali atau menurun, karena berdampak pada usaha lain terutama pengusaha makanan. Namun apabila harga daging kian mahal,  pihaknya terpaksa mungkin akan menaikan harga jual masakan.