Pecinan Semarang: Berawal dari Pemberontakan Tionghoa di Batavia

Salah Satu Sudut Pecinan Semarang Yaitu Pertigaan Gang Pinggir Dan Gang Warung Yang Merupakan Kompleks Warisan Sejarah Di Semarang Yang Pembentukannya Berkaitan Dengan Peristiwa Geger Pecinan Di Batavia Abad Ke-18.
Salah Satu Sudut Pecinan Semarang Yaitu Pertigaan Gang Pinggir Dan Gang Warung Yang Merupakan Kompleks Warisan Sejarah Di Semarang Yang Pembentukannya Berkaitan Dengan Peristiwa Geger Pecinan Di Batavia Abad Ke-18.

Suatu wilayah tua dan yang menjadi pusat perdagangan di Semarang, adalah kawasan Pecinan di tengah Kota Semarang.

Wilayah yang masuk Kawasan Kelurahan Kranggan, Purwodinatan dan sekitarnya menyimpan catatan sejarah berkaitan lokalisasi pemukiman warga Semarang oleh perwakilan Serikat Dagang Hindia Belanda atau VOC.

Terbentuknya Pecinan atau kampung Cina di Semarang tak lepas dari peristiwa heroik pemberontakan warga Tionghoa di Batavia (sekarang Jakarta) pada abad ke-18.

Kala itu warga Cina di Batavia menentang dan memprotes peraturan dari VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang terus menaikkan pajak dan tarif bagi warga Cina dan tindakan kesewenang-wenangan lainnya. Bahkan kesewenang-wenangan VOC semakin menjadi-jadi sehingga warga Cina merasa sangat tercekik.

Puncak protes kaum Cina adalah dengan meletusnya pemberontakan Cina di Batavia terhadap VOC yang dikenal dengan Geger Pecinan di kawasan Angke pada tahun 1740.

Kekerasan terjadi, kerusuhan pecah, pembakaran rumah rumah dan tempat dagang, serta pembantaian terhadap warga Cina dilakukan oleh pasukan bayaran VOC. Warga Cina yang melawan ditangkap. Ribuan warga Cina tewas dibunuh oleh pasukan bayaran VOC pada kerusuhan yang berlangsung sekitar dua bulan tersebut.

Peristiwa ini memunculkan sosok pahlawan dari kaum Cina yakni Kwee Lak Kwa yang memimpin kaum Cina melakukan perlawanan terhadap VOC.

Kwee Lak Kwa inilah yang membakar semangat dan keberanian kaum Cina Batavia melawan keangkara murkaan VOC. Kerusuhan dan peperangan pecah di berbagai sudut Batavia.

Karena terus menerus dikejar-kejar tentara bayaran VOC, Kwee Lak Kwa dan beberapa temannya melarikan diri melalui jalur laut dengan menggunakan perahu.

Mereka mengarungi pantai Utara Jawa ke arah timur, dan konon sampai tiba di perairan Kota Tegal sekarang dimana perahu yang ditumpangi Kwee Lak Kwa kemudian karam. Kwee Lak Kwa pun meninggal dunia dalam musibah tersebut. Ia kemudian dikenang dan dihormati dengan nama kebesaran Tek Hay Tjien Djien.

Dampak di Semarang: Budayawan dan penggiat seni serta pengamat sejarah warga Tionghoa Semarang, Kwa Tong Hay, pada sebuah kesempatan beberapa waktu silam mengungkapkan bahwa buntut dari pemberontakan kaum Cina di Batavia membuat kantor VOC di berbagai daerah melakukan pengetatan dan pengawasan terhadap warga Cina. Tak terkecuali di Semarang.

Untuk mempermudah pengawasan terhadap orang Cina, perwakilan VOC melakukan lokalisasi terhadap hunian kaum Cina.

Warga Cina yang tinggal menyebar di berbagai wilayah di Semarang direlokasi dan dilokalisasi di wilayah seputar Kali Koping dan Kali Semarang. Nama Kali Koping sendiri sebenarnya adalah bagian dari Kali Semarang, yaitu ruas Kali Semarang yang melintasi kawasan Pecinan.

Wilayah Pecinan ini berdekatan atau bersebelahan dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda di Semarang, yaitu kawasan yang sekarang dikenal sebagai Kota Lama Semarang.

Dengan melokalisasi pemukiman warga Cina di sebelah kompleks pemukiman Belanda maka pihak Belanda yakin bahwa mereka akan bisa lebih efektif mengawasi gerak gerik atau aktivitas orang-orang Cina.

Sampai sekarang peninggalan kompleks pemerintahan dan pemukiman orang Belanda dan Eropa dikenal sebagai kawasan heritage sejarah Kota Lama Semarang, sedangkan tempat lokalisasi warga Cina di seputaran Kali Koping turun temurun, dan masih eksis hingga kini, berada di wilayah yang dikenal sebagai Pecinan.

Ada pun nama Kwee Lak Kwa dihormati oleh warga keturunan Tionghoa di Semarang yang mengabadikannya menjadi nama salah satu kelenteng di Gang Pinggir Pecinan, yaitu Kelenteng Tek Hay Bio (diambil dari nama kebesaran Kwee Lak Kwa yaitu Tek Hay Tjien Djien), yang juga dikenal sebagai Kelenteng Sinar Samudera.