Petani meminta pemerintah untuk menjaga kondisi harga gabah agar tidak anjlok saat musim panen. Pasalnya, panen raya untuk Masa Tanam (MT) I ini para petani di sejumlah daerah termasuk di Jati, Jaten, Karanganyar justru kecewa.
- Jaga Kenyamanan, Dishub Batang Alihkan Truk Sumbu Tiga Ke Jalan Tol
- Perkedel Ternyata Makanan Warisan Kolonial Di Kabupaten Pati
- Dikukuhkan Sebagai Bunda Forum Anak Jawa Tengah, Ini Gebrakan Ning Nawal
Baca Juga
Bagaimana tidak harga gabah petani justru turun sehingga merugikan petani yang sudah mengeluarkan banyak ongkos produksi. Padahal para petani inilah ujung tombak ketahanan pangan dalam negeri.
Harga gabah saat ini berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Sebelumnya, harga gabah ditingkat petani mencapai harga Rp800.000 untuk satu kuintal. Saat ini hanya Rp600.000 per satu kuintal.
Selain harga jual gabah anjlok, hasil panen para petani tahun ini juga tak maksimal. Hasil panen merosot juga karena adanya hama tikus, wereng, sundep.
"Selain harga gabah turun, hasil panen juga tidak maksimal karena terkena hama. Pupuk sulit, subsidi pupuk yang dibatasi," jelas Haryanta, Kepala Desa Jati, Jumat (26/04).
Haryanta yang juga memiliki lahan persawahan sebut masa tanam ini ongkos yang dikeluarkannya cukup tinggi. Sebab selain harus mengeluarkan dana untuk bibit dan juga pupuk, petani juga mengeluarkan dana ekstra untuk memberantas serangan hama wereng dan sundep.
"Kita masih gunakan pemyemprotan dengan alat manual untuk pemberantasan hama. Dan kita bayar untuk tenaganya," lanjutnya.
Dirinya sangat berharap, Pemerintah Kabupaten Karanganyar bisa menyediakan alat modern untuk menyemprot hama dengan menggunakan drone. Hal itu sudah dilaksanakan oleh petani di wilayah lain, seperti Sukoharjo dan Sragen.
"Kalo pakai alat itu (drone) biaya bisa ditekan banyak, dan waktunya juga cepat. Alat itu juga bisa digunakan untuk pemupukan. Waktunya efisien, cepat dan murah," imbuhnya.
- Paus Pembela Kaum Papa Dan Rentan Nan Sederhana Itu Telah Berpulang
- Jaga Kenyamanan, Dishub Batang Alihkan Truk Sumbu Tiga Ke Jalan Tol
- Kartini Masa Kini, Tetap Berkontribusi Dan Jaga Tradisi