Pameran Wastra Nusantara dan Funky Kebaya diadakan pada 14-17 September 2023 menjadi satu rangkaian dalam Festival Kota Lama digelar di Gedung Oudetrap.
- Darurat Arsitektur Hunian Demak-an Bagian II
- Jaga Keaslian Koleksi, Museum Batik Pekalongan Rutin Lakukan Perawatan
- Warga Karanganyar Padusan Jelang Ramadan, Wisata Air Diserbu Pengunjung
Baca Juga
"Ini rangkaian Festival Kota Lama, pameran janur dan wastra yang istimewa ada pameran kain seluruh indonesia yang ditampilkan dari koleksi Samuel Watimena," kata Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Jumat (15/9).
Dalam pameran tersebut ditampilkan sekitar 40 jenis wastra dari 26 daerah di Indonesia. Melalui pameran ini, Ita, sapaan akrab Wali Kota berharap generasi muda bisa ikut melestarikan budaya. Pasalnya, berbagai motif kain dipajang berasal dari berbagai wilayah di Nusantara.
"Koleksi Pak Samuel, ada yang dari NTT, Maluku, Bali, Kalimantan, Irian bahkan dari Nusa Tenggara Barat, sehingga ini bisa tau, bahwa motif - motif ini dari Sabang sampai Maraoke ini berbeda," ungkapnya.
Melalui pameran ini, diharapkan bisa memancing generasi muda untuk lebih tertarik dalam melestarikan budaya pembuatan kain batik dan tenun.
"Sekar Samuel Watimena ini kita tahu, pengrajin sudah tua, sehingga harus ada regenerasi, dari pameran ini mereka bisa tahu," ucapnya.
Tak hanya wastra, pameran janur juga perlu dilestarikan. Janur tidak hanya berfungsi saat adat pengantin saja melainkan karya lain berupa standing flower, dekorasi, hiasan meja dan sebagainya. Pada pameran itu juga memamerkan hasil karya difabel sehingga ini dapat menggerakan perekonomian teman - teman berkebutuhan kusus.
"Ada juga dari difabel, sehingga ini bisa membangkitkan perekonomian teman - teman yang berkebutuhan khusus, jahitannya bagus-bagus, ada tenun ada batik," jelasnya.
Ita menambahkan dalam pameran ini juga menggerakkan perekonomian masyarakat pasca Covid-19. Pelaku usaha bisa bangkit kembali. "Pastinya bisa menjadikan masyarakat ini semakin sejahtera," lanjutnya.
Perancang Busana, Samuel Watimena menerangkan, tenun yang dipamerkan paling bamyak dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, daerah lain juga turut dipamerkan antara lain Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, ada pula batik dari Semarang dan lainnya.
"Tujuan saya untuk menunjukam wastranya. Kami kasih lihat dari berbagai daerah. Bulan lalu, saya ikut Semarang Fashion Week," jelas Samuel.
Pameran ini, lanjut Samuel, adalah bagian kecil dari koleksinya. Tak hanya melalui pameran, dia berencana dialog dengan generasi muda, khusus batik. Anak-anak mud aharus kenal batik cap, printing, tulis. Pihaknya akan memancing mereka untuk menciptakan gagasan batik versi zilenial.
"Saya pancing mereka dalam komposisi warna. Kalau mereka diberi keleluasaan memberi wawasan warna, warna apa, saya ingin tahu," tuturnya.
Menurutnya, dialog ini sangat diperlukan agar para pembatik bisa menangkap peluang pasar dari generasi zilenial. "Kalau tidak, para pembatik akan menbuat batik vsrsi mereka kenal dari nenek moyang, padahal mereka (generasi muda) merupakan pasar masa depan," pungkasnya.
- GPH Bhre Terpilih Sebagai Mangkunegara X, Gibran: Beliau Sangat Kreatif
- Rock in Solo Siap Menggebrak, Kolaborasi Down For Life dengan Maestro Gamelan Gondrong Gunarto
- Penyelenggaraan Hari Peradaban Desa: Indonesia Bagian Dari Desaku