Oase Teduh Bersama Ahmad Tohari Di Tinggarjaya

Sastrawan Ahmad Tohari Sedang Menerima Redaksi RMOLJawaTengah Di Tinggarjaya, Sabtu (22/06) pagi. Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah
Sastrawan Ahmad Tohari Sedang Menerima Redaksi RMOLJawaTengah Di Tinggarjaya, Sabtu (22/06) pagi. Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah

Sebuah interaksi elok, hangat dan menginspirasi di kediaman budayawan kondang Ahmad Tohari Tinggarjaya, Jatiwangi, Banyumas sesiang ini (22/06).


Kang Ahmad Tohari, begitu tokoh ini akrab disapa, terlihat sumringah menerima RMOLJateng penuh hangat.

Kebetulan pagi jelang siang tadi, Nampak ada sejumlah mahasiswa dari UIN Purwokerto untuk sebuah kajian budaya. Para mahasiswa meriung penuh hikmat di pelataran Masjid Al Hidayah yang lokasinya masih di kompleks rumah Ahmad Tohari.

Dialog berlangsung santai tapi sungguh gayeng. Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Purwokerto Dr Muskinul Fuad M. Ag membuka dialog yang bertajuk Seminar Nasional Psikologi dan Sastra.

Fuad memulai diskusi dengan menyemangati mahasiswa dan mahasiswi untuk mampu mengarungi periode krisis.

Dialog Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Purwokerto Dengan Ahmad Tohari Di Tinggarjaya, Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (22/06). Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah

Banyak hal yang perlu disikapi selama periode di atas. Salah satu yang utama adalah menyangkut jatidiri. Artinya agar masa depan tidak terkoyak, periode ini perlu dijalani dengan hati hati.

Pertemuan di kediaman Ahmad Tohari dimuarakan agar mahasiswa UIN yang hadir mendapat pengayaan langsung dari guru yang mumpuni. Siapa guru dimaksud tidak lain adalah Ahmad Tohari sendiri.

Sebagai tuan rumah, Ahmad Tohari membeberkan kisah perjalanan kreatifnya. Inti dari hidup adalah berfikir dan eling. Lebih dalam, Kang Tohari mengungkapkan ikhwal berkarya dan menjadi seorang sastraran.

Sastrawan adalah penanda peradaban. Karena itu olah spiritual dan laku merangkum gejolak zaman menjadi bagian dari ritus sosial yang harus dijalani.